Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Banyak Varietas Bajakah, Tidak Semua Sembuhkan Kanker

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Dua orang siswa asal SMAN 2 Palangkaraya, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, berhasil menemukan obat kanker dari tumbuhan kayu bajakah tunggal asal Kalimantan Tengah. Kredit: Tempo/Karana WW
Dua orang siswa asal SMAN 2 Palangkaraya, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, berhasil menemukan obat kanker dari tumbuhan kayu bajakah tunggal asal Kalimantan Tengah. Kredit: Tempo/Karana WW
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yazid Rafli Akbar, 16 tahun, salah satu peneliti khasiat kayu Bajakah dari SMA Negeri 2 Palangka Raya, belum bisa membeberkan berapa lama neneknya mengkonsumsi akar Bajakah hingga akhirnya sembuh dari sel kanker yang menggerogoti tubuhnya.

Yazid bersama dua kakak kelasnya, yakni Anggina Rafitri, 17 tahun, dan Aysa Aurealya Maharani, 17 tahun, mendapat piagam penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy karena karya ilmiah mereka berjudul "Bajakah Tunggal, The Cancer Medicine from Nature" meraih medali emas bidang Life Sciences pada ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, selama 25-27 Juli 2019.

Penelitian yang mereka lakukan sebatas karya ilmiah dan belum bisa menjadi dasar pembuktian pengobatan manusia.

“Yang kami tahu, Bajakah punya banyak varietasnya. Tidak semuanya bisa digunakan untuk menyembuhkan kanker. Malah ada yang digunakan untuk mabuk ikan, berburu, perang, macam-macam kegunaannya. Berhati-hati penggunaannya,” ujarnya di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Senayan Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019.

Tanaman yang digunakan dalam penelitian berasal dari pedalaman hutan Kalimantan. “itu yang baru kami tahu,” ujar Yazid.

Ia menolak merinci di mana menemukan tanaman akar tersebut karena khawatir terjadi eksploitasi berlebihan terhadap tanaman tersebut. Apalagi, akar Bajakah ternyata tanaman langka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tolong dipilah-pilah dulu, karena kami belum mengetahui jenis-jenisnya. Jadi mohon dipilah-pilah lagi karena kami baru penelitian awal. Belum bisa dijadikan dasar pengobatan. Akan diadakan penelitian lebih lanjutlah. Fasilitas pemerintah nanti ada juga buat bantu kami meneliti lebih lanjut,” tambah Anggina.

Mereka berharap, pemerintah membantu penelitian lebih lanjut, sedangkan hal yang mereka kerjakan masih sebatas penelitian awal.

Mereka optimistis penelitian itu akan dapat membantu orang banyak. Mereka pun ada rencana untuk mematenkan penelitiannya jika sudah ada penelitian lanjutan. “Penelitian kami masih sebatas karya ilmiah jadi belum bisa menjadi dasar dalam pengobatan. Tapi kalau penelitian dilanjutkan, insya Allah kami berharap bisa dipatenkan,” ujar Yazid.

Mereka memohon agar masyarakat Kalimantan terus menjaga hutannya karena Bajakah banyak jenisnya, sedangkan jenis yang dapat mengobati kanker termasuk langka karena susah didapat. "Tolong jangan eksploitasi hutan karena itu berdampak pada ekosistem alam di negara yang kita cintai ini,” ujar Anggina.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

2 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

3 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.