TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Idris Ahmad mencium ada bau tak sedap dalam proyek instalasi Gabion di Bundaran HI yang menggunakan terumbu karang. Dia menilai proyek ini sengajar dibuat tertutup agar tak ada partisipasi masyarakat.
"Kalau dibuka datanya ke publik, (masyarakat) memberi masukan, ‘oh jangan, karena ternyata melanggar aturan’. Proses ini yang sebetulnya kami rindukan sebetulnya," ujar Idris di Novotel, Jakarta Barat, Ahad, 25 Agustus 2019.
Idris, yang terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019 - 2024, menjelaskan saat sudah bertugas nanti akan membuka ruang sebesar-sebesarnya kepada publik untuk memberi masukan atas program kerjanya nanti. Dengan cara ini, ia berharap masyarakat dapat membantu memberi masukan dari berbagai sudut pandang.
"Dengan partisipasi dari banyak pihak, kami dari anggota dewan akan terbantu. Kami punya keterbatasan, belum tentu semua masalah kami tahu," ujar Idris.
Instalasi Gabion yang dibangun Dinas Kehutanan DKI Jakarta menjadi pembicaraan setelah diketahui menggunakan terumbu karang yang dilindungi oleh undang-undang.
Pemerhati isu lingkungan Riyanni Djangkaru lewat akun media sosialnya memastikan hal itu. Menurut dia, terumbu karang tersebut terdapat dalam keranjang Gabion atau Bronjong dan juga disebar di tanah sehingga menyerupai jalan setapak.
Riyanni memastikan hal itu setelah dia mencoba memegang batuan itu di instalasi itu. Menurut dia, beratnya terasa ringan mirip dengan karang lunak. Corak khusus di batu pun tampak seperti terumbu karang.
"Lalu nanti begitu masuk dari area jalan yang dipenuhi batu merah tersebut, di bawah itu kelihatan ada skeleton batu karang otak, brain coral," katanya.
Kepada Riyanni, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsita mengaku tidak mengetahui jenis batu yang dipakai dalam instalasi Gabion berasal dari terumbu karang. Menurut anak buah Anies Baswedan itu, dia hanya menerima dari toko penjual batu.