TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu cukup lama, 13 tahun, menunjukkan bahwa pasangan dengan rentang usia yang terpaut cukup jauh cenderung kurang dapat menyelaraskan berbagai keputusan yang harus diambil jika dibandingkan dengan pasangan yang beda usianya tidak terlalu jauh.
Berdasarkan data yang diperoleh dari ribuan keluarga di Australia, para peneliti menemukan bahwa pasangan yang beda usianya terpaut tak terlalu jauh lebih mudah menyelaraskan keputusan yang berhubungan dengan anak, kebiasaan sehari-hari, sehingga membuat mereka kompatibel dalam jangka waktu lama.
Para peneliti juga menemukan bahwa suami istri dengan usia yang tidak terpaut jauh lebih mudah menyesuaikan diri saat menghadapi masalah keluarga bersama, misalnya masalah keuangan. Terlepas dari penelitian tersebut, pria yang menikahi perempuan dengan usia lebih muda merasa lebih bahagia.
Salah seorang peneliti bernama Dr. Terra McKinnish mengungkapkan bahwa penemuan tersebut bukanlah hal yang mengejutkan.
“Jika perbedaan usianya terpaut jauh, pasangan suami istri cenderung menginginkan hal berbeda dalam kehidupan rumah tangga. Salah satu pihak mungkin ingin pergi ke tempat yang pihak lain sudah pernah datangi. Kedewasaan keduanya tentu berbeda. Argumen yang timbul akibat merasa iri dan uang kerap menjadi masalah utama bagi keduanya,” jelas McKinnish.
Sejatinya, jika kedua belah pihak berjanji untuk mau terus belajar dan memperbaiki diri satu sama lain, kehidupan rumah tangga dapat berjalan mulus.Yang justru mengejutkan para peneliti adalah penemuan di mana istri yang menikahi pasangan dengan usia lebih tua merasa tidak cukup puas dibanding dengan mereka yang menikah dengan pria lebih muda.
“Orang yang menikah dengan pasangan lebih muda atau tua cenderung tidak merasa puas dengan pernikahannya dibanding dengan yang usianya sama,” sambung McKinnish.
Penelitian tersebut dilakukan 2001 dan tingkat kepuasan partisipan diukur setiap tahunnya.