TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan menemukan fosil spesies baru dari reptil terodactyl seukuran pesawat kecil di Kanada. Ilmuwan menyebut fosil berusia 75 juta tahun itu Borea Cryodrakon, atau Naga Beku dari Utara.
Menurut Asisten profesor Ilmu Anatomi di Keck School of Medicine dari University of Southern California, Michael Habib, dan peneliti di Institut Dinosaurus di Museum Sejarah Alam Los Angeles County, spesimen khusus ini terlestarikan dengan baik.
"Ini jenis Pterosaurus, Azhdarchid, yang cukup langka, dan sebagian besar spesimen hanya satu tulang. Ini adalah yang paling populer dan karismatik dari semua fosil hewan," kata Habib, dikutip Daily Mail, akhir pekan lalu.
Ilmuwan percaya bahwa karena bentuknya yang berotot, fosil itu adalah pemburu darat yang terbang ketika melarikan diri dari bahaya atau untuk menangkap mangsanya. Jarang ditemukan begitu banyak tulang dari seekor burung tunggal. Bagian tulang belakang, leher, dan tulang kaki telah dipelajari di AS, Kanada, dan Inggris.
"Spesies baru kami diwakili oleh kerangka parsial. Ini memberi tahu kita banyak tentang anatomi hewan besar ini, bagaimana mereka terbang dan hidup," ujar Habib. "Makhluk itu mirip Pterosaurus terbesar yang diketahui, tapi karakteristik dari tulang menunjukkan bahwa itu sebenarnya bagian dari genus dan spesies baru."
Kelompok Pterosaurus khusus ini termasuk hewan terbang terbesar sepanjang masa. Anatominya memegang petunjuk penting tentang hewan terbang, dan mungkin penting di masa depan untuk desain mekanik yang terinspirasi secara biologis untuk pesawat terbang.
Dari temuan ini, ilmuwan menyimpulkan bahwa Cryodrakon memiliki ukuran yang sama, dan terlihat mirip Pterosaurus Quetzalcoatlus terbesar yang diketahui, tetapi kemungkinan lebih berat dan kuat. Peneliti mengatakan bahwa temuan ini penting karena menantang rekonstruksi klasik hewan-hewan terbang.
"Mereka telah menjadi inspirasi bagi monster film yang tak terhitung jumlahnya. Mereka adalah bagian penting dari ekosistem global di seluruh dunia selama Zaman Dinosaurus, sehingga mereka adalah kunci untuk memahami ekologi dan kepunahan pada waktu itu," tutur Habib.
Bahkan spesies terkecil Pterosaurus, lebih besar daripada elang laut, dan yang terbesar memiliki lebar sayap 9 meter, seukuran pesawat kecil. Ilmuwan mencatat perbedaan utama dalam bentuk tulang belakang, leher rahim dan tulang kaki yang mempengaruhi tulang belakang, bentuk kaki, dan ukurannya
Habib berharap penemuan spesies baru ini akan memunculkan pemahaman baru tentang dinosaurus. "Sama seperti hewan terbang hari ini, mereka dapat membawa petunjuk penting tentang bagaimana waktu itu menanggapi perubahan besar iklim," kata Habib. Temuan ini dilaporkan di Journal of Vertebrate Paleontology.
DAILYMAIL | JOURNAL OF VERTEBRATE PALEOMTOLOGY