Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivis Greta Thunberg: Pemimpin Dunia Gagal Atasi Perubahan Iklim

image-gnews
Aktivis remaja, Greta Thunberg berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Aksi Iklim di markas besar PBB, New York City, AS, Senin, 23 September 2019. Thunberg berbicara langsung dengan lusinan kepala negara dan pemerintahan, para pemimpin bisnis, dan perwakilan senior dari masyarakat sipil dari seluruh dunia.  REUTERS/Carlo Allegri
Aktivis remaja, Greta Thunberg berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Aksi Iklim di markas besar PBB, New York City, AS, Senin, 23 September 2019. Thunberg berbicara langsung dengan lusinan kepala negara dan pemerintahan, para pemimpin bisnis, dan perwakilan senior dari masyarakat sipil dari seluruh dunia. REUTERS/Carlo Allegri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis iklim remaja Greta Thunberg berbicara di KTT Iklim PBB dan mengecam para pemimpin dunia karena gagal mengatasi perubahan iklim. Thunberg, 16 tahun, mewakili generasi yang menghadapi konsekuensi dari planet yang semakin hangat.

"Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat dan ekosistem yang sekarat runtuh. Kita berada di awal kepunahan massal, dan yang dapat Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi," kata Thunberg, sambil meneteskan air mata, Senin, 23 September 2019, dikutip CBS News.

Thunberg baru-baru ini merayakan peringatan satu tahun dimulainya gerakan perubahan iklimnya. Agustus lalu dia memulainya di luar parlemen Swedia, dan tak lama kemudian, siswa di seluruh dunia mulai keluar dari sekolah, menuntut tindakan dari pemerintah mereka.

Dia dijuluki sebagai "the voice of the planet", bahkan dinominasikan untuk mendapat penghargaan Nobel Perdamaian. "Beraninya kamu! Selama lebih dari 30 tahun ilmu pengetahuannya sudah sangat jelas. Beraninya kamu terus memalingkan muka dan datang ke sini mengatakan bahwa kamu melakukan hal yang cukup ketika politik dan solusi yang dibutuhkan masih tidak terlihat," kata Thunberg.

Dia mengatakan kepada PBB bahwa pengurangan emisi paling ketat yang dibicarakan hanya memberi dunia peluang 50 persen, untuk membatasi pemanasan di masa depan menjadi 0,4 derajat Celcius (0,72 derajat Fahrenheit) dari sekarang, yang merupakan tujuan global. Menurutnya peluang itu tidak cukup baik.

"Ini semua salah. Saya seharusnya tidak di sini," tutur Thunberg. "Saya harus kembali ke sekolah di seberang lautan. Namun Anda telah datang kepada kami anak muda untuk harapan. Beraninya Anda. Kami tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja. Saat ini adalah di mana kami menarik garis."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerhati lingkungan semakin khawatir tentang tren pemanasan yang melebihi model ilmuwan. Sebagai contoh, sebuah studi iklim pada Januari menunjukkan lautan di dunia memanas secara signifikan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Sejak 1970, lautan telah menghangat 40 persen lebih dari perkiraan sebelumnya.

PBB mencatat di situs webnya, emisi global mencapai tingkat rekor dan tidak menunjukkan tanda-tanda memuncak, tapi selama empat tahun terakhir menjadi rekor terpanas. Perubahan itu, kata PBB, mulai memiliki dampak kehidupan yang mengancam, karena membawa lebih banyak polusi udara, gelombang panas dan risiko yang lebih besar terhadap ketahanan pangan. 

Greta Thunberg yang emosional duduk di depan Majelis Umum PBB dan dengan jelas mengatakan kepada mereka yang hadir bahwa pemimpin dunia telah mencuri mimpinya. "Beraninya kamu. Kamu telah mencuri mimpiku dan masa kecilku dengan kata-kata kosongmu," katanya.

CBS NEWS | FORBES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB yang membahas konflik Israel Palestina di New York, Amerika Serikat pada Kamis 26 Oktober 2023. Foto: Kemlu RI
Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

Berikut adalah pengertian resolusi PBB, sifat dan dampaknya bagi negara-negara anggota


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

8 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

8 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

9 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

14 hari lalu

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.


Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

23 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.


Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

26 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

MUI mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggundulan hutan (deforestasi) serta pembakaran hutan dan lahan yang berdampak pada krisis iklim.


Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

27 hari lalu

Pengrajin membuat kerajinan daur ulang sampah di Bank Sampah Persatuan, Pondok Kelpa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Bank Sampah yang di dirikan pada 2019 ini memperkerjakan sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk membuat kerajinan dari olahan sampah plastik yang dijadikan menjadi tas, lampu hias hingga berbagai ornamen dan memiliki nilai jual mulai dari 30 ribu hingga 130 ribu per produknya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

Ashoka dan Kok Bisa menyaring para pemilik inisiatif baru untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.


Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

28 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin saat ditemui seusai acara Media Lounge Discussion perihal cuaca ekstrem, Rabu 31 Januari 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

Peneliti di BRIN ini paparkan tiga fenomena cuaca ekstrem yang dulu tak dibayangkan bakal bisa terjadi di Indonesia