TEMPO.CO, Depok - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbagi pengalamannya mengelola keberagaman antar pegawai di Kementerian Keuangan. Cerita itu disampaikan oleh Sri saat menjadi pembicara dalam diskusi “Challenges of Diversity Management in a Public Organization” yang diadakan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), di Kampus UI, Depok, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Sri Mulyani pernah mendapati pejabat Kemenkeu yang memposting bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di instagram, hingga pejabat yang menempatkan patung karena memiliki latar belakang Bali Hindu. “Ini terjadi di Kementerian Keuangan,” kata Sri.
Padahal HTI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia sejak Februari 2019. Kemudian, Sri Mulyani mengatakan kepada anak buahnya tersebut tidak hanya akan diasosiasikan terhadap dirinya pribadi. “Tapi juga image Kementerian Keuangan yang merupakan tulang punggung republik,” kata dia.
Untuk itu, kata Sri, para pegawai harus bisa mengutarakan sikap ke publik yang mencerminkan citra toleransi, inklusif, dan keberagaman, yang diusung Kemenkeu. Citra ini tidak hanya ditekankan Sri Mulyani pada pejabat tersebut, tapi juga seluruh pegawai Kemenkeu. “Waktu anda masuk kan disumpah, akan jadi bagian dari NKRI, itu yang akan diminta untuk dikerjakan secara konsisten,” kata dia.
Pengalaman kedua yaitu ketika ada seorang pejabat eselon II dengan latar belakang Bali Hindu yang baru saja dilantik. Pejabat tersebut kemudian menempatkan sebuah patung hindu di kantornya di Kemenkeu. Aksi itu kemudian menyulut protes dari anak buah yang mayoritas muslim. Mereka meminta agar patung tersebut untuk dihilangkan.
Bagi Sri Mulyani, seorang pimpinan di Kemenkeu harus bisa menunjukkan perlakuan yang baik kepada anak buah yang Ia pimpin. Pejabat tersebut harus sadar bahwa Ia memimpin anak buah yang memiliki beragam latar belakang. “Sehingga harus menunjukkan inklusivitas,” kata dia.
Namun pada akhirnya, kedua kejadian tersebut bisa selesai. Pejabat pertama menghapus foto bendera HTI di instagramnya dan pejabat kedua mengambil kembali patung yang sempat ditempatkan di kantornya. “Ya mereka kan sekarang jadi commit,” kata dia.