Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikiater Kecewa Menonton Film Joker, Ini Alasannya

image-gnews
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo dengan wajah mengenakan riasan wajah Joker dalam aksi Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019. TEMPO/Bram Selo Agung Mardika
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo dengan wajah mengenakan riasan wajah Joker dalam aksi Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019. TEMPO/Bram Selo Agung Mardika
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film "Joker" yang dirilis sejak 2 Oktober 2019 masih menjadi perbincangan publik. Penyebabnya kontroversi jalan cerita dan karakter yang digarap oleh DC Comics. 

Dokter spesialis kesehatan jiwa di Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Tangerang, Andri pun penasaran dan membuktikan sendiri kebenarannya. Setelah menonton, ia tampaknya menyetujui kontroversi yang ada, khususnya terkait dengan peran Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck, Andri merasa sangat kecewa. 

Andri mengatakan bahwa untuk kesekian kali film luar negeri menggambarkan pasien gangguan jiwa sebagai sosok yang negatif. “Lagi-lagi Hollywood menempatkan pasien gangguan jiwa berpotensi jadi penjahat,” tulisnya pada blog pribadi Psikosomatik.net pada 13 Oktober 2019.

Ini dibuktikan dari adanya adegan saat Fleck berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa tempat ibunya dulu dirawat. Saat itu, Fleck bertanya kepada petugas tentang kemungkinan semua pasien menjadi jahat.

Poster film Joker. Instagram

“Seolah-olah ingin menegaskan kembali bahwa orang dengan gangguan jiwa berat biasa melakukan kejahatan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, hal tersebut tidak benar dan melenceng dari kaidah kesehatan jiwa. Sebab dalam kasus Fleck, Andri mengatakan bahwa sosoknya seperti mengalami skizofrenia. Dengan film tersebut, bisa disimpulkan bahwa orang yang mengidap skizofrenia pasti jahat. 

Seharusnya, skizofrenia justru ditandai dengan perilaku kekerasan. Ini pun bisa dibuktikan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Schizophr Bull pada 2011.

“Pasien skizofrenia lebih rentan menjadi korban kekerasan, bahkan sampai 14 kali lipat,” katanya.

Tak heran, Andri pun menyimpulkan bahwa film Joker hanya dapat membawa citra buruk pasien gangguan jiwa. “Saya cuma ingin mengatakan setelah menonton film ini, kalau film 'Joker' tidak berpihak pada pasien gangguan jiwa,” katanya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Trailer Joker 2: Pertemuan Pertama Joaquin Phoenix dan Lady Gaga

8 hari lalu

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam trailer film Joker 2 atau Joker: Folie  Deux. Dok. Warner Bros. Pictures
Trailer Joker 2: Pertemuan Pertama Joaquin Phoenix dan Lady Gaga

Trailer Joker 2 memperlihatkan bagaimana pertemuan pertama Joker (Joaquin Phoenix) dan Harley Quinn (Lady Gaga) di rumah sakit jiwa.


Film Joker 2 Jadi Film Musikal dan akan Dipenuhi 15 Lagu Terkenal

24 hari lalu

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam film Joker: Folie a Deux. Foto: Instagram/@toddphillips
Film Joker 2 Jadi Film Musikal dan akan Dipenuhi 15 Lagu Terkenal

Film Joker 2 setidaknya akan dipenuhi dengan 15 lagu terkenal yang dibuat ulang secara khusus.


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

39 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.


Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

39 hari lalu

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

40 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan


Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

41 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.


Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) menunjukkan jari yang telah dicelupkan tinta  saat simulasi Pemilu 2024 di Pondok Rehabilitasi Sosial Zamrud Biru, Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 13 Februari 2024. Simulasi ini untuk memberikan edukasi kepada pasien ODGJ yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan berdasarkan data KPU Kota Bekasi terdapat 1.095 ODGJ yang memilki hak suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.


Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Warga binaan duduk saat menggu panggilan untuk memberikan suara pada pemilu 2024 di TPS 021 dan TPS 022 yang berada di lingkungan Panti Bina Laras Sentosa 3, Jakarta Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 250 pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekaligus warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 memberikan suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.


Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Pondok Rehabilitasi Sosial Jamrud Biru menunjukkan surat suara pada Pemilu 2024 di TPS 049 Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 97 pasien ODGJ Jamrud Biru yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di 8 TPS. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.


Potret Lady Gaga dan Joaquin Phoenix Mesra di Film Joker: Folie a Deux

15 Februari 2024

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam film Joker: Folie a Deux. Foto: Instagram/@toddphillips
Potret Lady Gaga dan Joaquin Phoenix Mesra di Film Joker: Folie a Deux

Sutradara Joker 2 atau Joker: Folie a Deux merilis foto-foto baru Lady Gaga dan Joaquin Phoenix sebagai Harley Quinn dan Joker.