TEMPO.CO, Jakarta - Tinggal dua hari lagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menahkodai lembaga yang fokus kepada pengelolaan laut dan sumber daya bahari yang ada di Indonesia. Ia mengatakan akan meninggalkan pesan yang tidak akan pernah dilupakan.
"Saya berharap kepada kalian semua, saya meninggalkan pesan yang tidak mungkin dilupakan. Saya yakin momen-momen lima tahun itu, mungkin ada yang tidak berkenan, ada yang mengesalkan. Namun, saya timbang lebih banyak baiknya daripada jeleknya," kata Susi saat memberikan sambutan Dua Dekade KKP di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, 18 Oktober 2019.
Pada ajang lari yang memperingati dua dekade KKP, itu, Susi Pudjiastuti berpesan kepada seluruh jajarannya untuk terus memerangi illegal fishing yang saat ini telah berhasil dikurangi. Menurut dia, komitmen untuk terus memerangi pencurian ikan itu merupakan tugas berat yang harus terus diperjuangkan.
"Ilegal fishing telah diperangi oleh KKP. Lanjutkan! Karena kalau tidak, maka kita akan kembali ke zaman dulu lagi. Berdaulat, berkelanjutan dan yang terakhir Kesejahteraan, ini tugas yang paling berat, karena disitu banyak kepentingan," ungkap Susi Pudjiastuti.
Selain memerangi penangkapan ikan ilegal, Susi juga berpesan agar semua orang tetap menjaga dan merawat laut Indonesia. "Saya berharap apa yang baik terus dilanjut, apa yang tidak baik jangan diulangi. Siapapun Menteri KKP selanjutnya, ibu telah meninggalkan semangat untuk mencintai menjaga merawat laut kita dengan segala usahanya," tambahnya.
Menurut Susi, tugas penerunsya dalam Kabinet Jokowi Jilid II akan begitu berat, karena banyak kepentingan yang terlibat di dalamnya. Tetapi, ia menekankan harus tetap berpihak kepada masyarakat yang membutuhkan, karena menurut Susi kepentingan publik adalah paling benar.
"Bukan hanya yang membutuhkan suara rakyat untuk pemilu, karena konstituen dan partai misalnya," tambah Susi Pudjiastuti.
Dia juga berharap, ke depannya harus memangkas semua halangan yang menyebabkan ketidakadilan, dengan menjunjung transparansi dan kebijakan yang menguatkan masyarakat. "Masyarakat yang tadinya tidak berdaya kita beri kemampuan untuk melakukan kehidupannya menjadi sejahtera, itu penting," Susi Pudjiastuti menuturkan.