Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemendag Dukung Peningkatan Ekspor TPT

image-gnews
Berdaya saing tinggi dan berkualitas unggul, Kemendag dukung peningkatan ekspor TPT.
Berdaya saing tinggi dan berkualitas unggul, Kemendag dukung peningkatan ekspor TPT.
Iklan

INFO NASIONAL — Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menegaskan produk tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia yang berdaya saing tinggi dan berkualitas unggul, berpeluang besar untuk terus ditingkatkan ekspor dan pangsa pasarnya di dunia. Pernyataan tersebut disampaikan Mendag saat membuka TEI Textile Showcase and Summit (TEITSS) 2019 yang dilaksanakan pada 12-18 Oktober 2019 di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI), Tangerang, Banten, Rabu, 16 Oktober 2019. 

“Produk TPT Indonesia memiliki beberapa keunggulan, misalnya telah menjangkau paling tidak 100 negara tujuan ekspor. Produk TPT kita juga berdaya saing dan berkualitas tinggi. Produsen TPT Indonesia juga dinilai selalu berkomitmen tinggi dalam berbisnis. Kita harus bangga,” ujar Mendag. 

Menurut Mendag, daya saing dan kualitas produk TPT Indonesia yang eksklusif ini berhasil dicapai, karena didukung oleh kemampuan produsen Indonesia di bidang penelitian dan pengembangan, penguasaan mesin/peralatan modern, peningkatan desain dan mutu produk, serta pemenuhan sertifikasi dan standar produk TPT Indonesia. 

“Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki produk TPT Indonesia, peluang peningkatan pangsa pasar tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan mengembangkan industri TPT di dalam negeri. Selain itu, perjanjian internasional yang dimiliki Indonesia juga memberikan memberikan keleluasaan akses pasar produk TPT secara global,” kata Mendag. 

Menurut Mendag, yang saat ini diperlukan industri dalam negeri, yaitu dukungan pasokan bahan baku, investasi, dan pengembangan akses pasar. Bahan baku utama TPT Indonesia, yaitu kapas dan poliester saat ini ketersediaannya masih perlu diimpor. Untuk itu, diperlukan berbagai mekanisme kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan dengan negara-negara produsen bahan baku, seperti dengan Tiongkok, AS, India, Pakistan, Vietnam, Korea Selatan, dan Jepang. Meski demikian, Indonesia tengah mengembangkan industri bahan baku serat rayon. 

Sedangkan dari sisi investasi, industri TPT Indonesia dapat ditingkatkan dengan penguatan investasi pada sektor-sektor yang lemah, seperti di sektor pembuatan serat, pemintalan benang, kain lembaran, dan kain rajut. Penguatan investasi ini juga sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi di sektor hilir (garmen). Menurut Mendag, ajang TEITSS 2019 ini dapat menjadi kesempatan bagi para investor guna menanamkan modal pada unit industri sektor-sektor tersebut. 

Sementara pada sisi pengembangan akses pasar, industri tekstil dinilai dapat berkembang dengan dukungan dari kerja sama perdagangan dengan negara-negara komplementer melalui skema imbal beli, perjanjian perdagangan preferensial (PTA), perjanjian perdagangan bebas dalam format bilateral (BFTA), kemitraan ekonomi komprehensf regional (RCEP), dan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA). 

“Kita perlu mendorong ataupun mempercepat proses pembentukan FTA dengan negara di Eropa dan AS. Hal ini mengingat negara-negara tersebut merupakan negara tujuan ekspor utama produk TPT. Dengan adanya FTA, diperkirakan akan memengaruhi peningkatan ekspor Indonesia ke dunia,” ucap Mendag.  

Untuk itu, kegiatan TEITSS 2019 ini sangat baik untuk memberikan gambaran utuh tentang potensi TPT Indonesia, mulai dari kemampuan produksi dan kualitas produk, hingga berbagai kebijakan Pemerintah Indonesia yang mendorong pengembangan TPT. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“TEITSS 2019 yang melibatkan berbagai perusahaan Indonesia dan buyers mancanegara ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama bisnis dan kontrak dagang antara kedua pihak. Hal itu tentunya akan menjadi bagian dari hasil capaian selama penyelenggaraan TEI ini,” kata Mendag. 

Nilai ekspor produk TPT Indonesia periode Januari - Agustus 2019 tercatat senilai US$ 8,76 miliar. Nilai ini menurun 1,68 persen dibandingkan ekspor periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 8,91 miliar. Ekspor produk TPT selama periode 2014-2018 mengalami tren pertumbuhan yang positif sebesar 0,88 persen per tahun. 

Produk TPT Indonesia dengan nilai ekspor paling besar pada periode Januari-Agustus 2019 adalah fiber (pangsa 4,00 persen), baju hangat/sweat shirt (3,87 persen), blus wanita bukan rajut (3,69 persen), benang fiber (3,17 persen), dan bra bukan rajut (2,91 persen). Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia adalah Amerika Serikat (35,92 persen), Jepang (10,05 persen), Tiongkok (6,11 persen), Korea Selatan (4,90 persen), dan Jerman (4,21 persen). Kelima pasar ini merupakan pasar utama produk TPT dengan jumlah pangsa pasar seluruhnya sebanyak 61,19 persen. 

Sedangkan, nilai impor produk TPT Indonesia pada periode Januari-Agustus 2019 sebesar US$ 6,20 miliar. Nilai ini menurun 6,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat sebesar US$ 6,62 miliar. 

Produk TPT Indonesia dengan nilai impor paling besar adalah katun (pangsa 12,73 persen), kain rajut (3,70 persen), kain rajut dari katun (2,69 persen), kain tenun (2,59 persen), kain tekstil (2,41 persen). 

Negara asal impor pada periode Januari-Agustus 2019, yaitu Tiongkok (pangsa 42,19 persen), Korea Selatan (10,69 persen), Amerika Serikat (6,67 persen), Taiwan (5,98 persen), dan Hong Kong (5,25 persen). 

Saat ini, negara pesaing Indonesia di Asia adalah Vietnam, Bangladesh, dan Kamboja. Pada 2018, pangsa pasar TPT Indonesia di dunia sebesar 1,58 persen atau berada pada peringkat ke-16 di bawah Bangladesh dan Vietnam. Hal ini dikarenakan Bangladesh dan Vietnam memiliki tarif preferensi ke Uni Eropa dan AS yang sebesar 0 persen. Sedangkan Indonesia masih dikenakan tarif normal sebesar 5-20 persen. Sementara itu, pangsa ekspor Kamboja juga terus berkembang dan melampaui pangsa pasar Indonesia pada 2018. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.