Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nyaris Punah, UI Melestarikan Tari Shangyang Dedari

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Soft launching Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha, untuk melestarikan seni tari Sanghyang Dedari Giri Amertha. TEMPO/Ludhy Cahyana
Soft launching Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha, untuk melestarikan seni tari Sanghyang Dedari Giri Amertha. TEMPO/Ludhy Cahyana
Iklan

TEMPO.CO, Karangasem -  Bermula dari sebuah riset yang dilakukan Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Saraswati Putri, terhadap tari Shangyang Dedari – ritual pemujaan bumi. Ia menyimpulkan tarian ini nyaris punah, lalu melaporkannya kepada fakultas, untuk memulai langkah-langkah penyelematan.

Tari Shangyang Dedari termasuk dalam delapan tarian di Bali yang masuk dalam situs warisan budaya, UNESCO. Tarian ini bukan sekadar seni budaya, namun ritual yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masayarakat di Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.

Lalu, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FIB UI yang terdiri atas LG Saraswati Putri dan Dosen Arkeologi FIB UI   Ali Akbar berkolaborasi dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI (DRPM UI) serta Masyarakat Adat Geriana Kauh meresmikan “Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha” pada Selasa (12/11) di Desa Adat Geriana Kauh. Peresmian dihadiri oleh Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri, Direktur RPM UI Dede Djuhana, Dekan FIB UI Adrianus L.G Woworuntu, serta Ketua Desa Adat Nyoman Subratha.

Pendirian museum ini didasarkan atas semangat tim Pengmas FIB UI, dengan dukungan masyarakat untuk mencegah punahnya tradisi ritual tarian panen di wilayah Bali. “Harapannya, pendirian museum berbasis komunitas yang diharapkan dapat menjadi wadah dokumentasi serta pelestarian Tari Sang Hyang Dedari, lontar dan kebudayaan lain bagi masyarakat setempat maupun turis lokal dan mancanaegara, ujar Kepala Humas UI Rifelly Dewi Astuti dalam siaran persnya.

Launching museum melibatkan Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali. TEMPO/Ludhy Cahyana

Museum dengan luas bangunan berkisar 100 meter persegi ini berdiri di tengah Desa Adat Geriana Kauh yang asri, hijau dan sarat budaya. Desa setempat dikenal sebagai desa dengan sawah padi organik yang memiliki daya tarik wisatawan. Pendirian Museum telah dimulai pada 30 Oktober 2016 dan fisik museum telah tuntas diselesaikan pada akhir November 2018.

Pengerjaan Museum sempat terhenti akibat diterpa bencana meletusnya Gunung Agung pada September 2017. Namun, bangunan tetap berdiri kokoh dan penataan interior serta diorama yang menampilkan Tarian Sang Hyang Dedari dan kebudayaan lainnya tetap dilanjutkan.

sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Saat ini, Desa Adat Geriana Kauh menjadi satu-satunya Desa di Bali yang secara konsisten menjalankan praktik ritual Tari menyambut panen “Tari Hyang Dedari”. Tarian ini melibatkan anak-anak perempuan sebagai penari, komunitas penyanyi gending, dan seluruh masyarakat desa untuk mempersiapkan ritual persembahan lainnya.

“Di tengah dinamika globalisasi yang menjadikan sebagian wajah Bali sebagai Kota Metropolitan, kami memiliki kekhawatiran bahwa Tarian Sang Hyang Dedari akan terancam punah,” ujar Saraswati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saraswati dan tim telah terjun langsung ke Desa Adat tersebut sejak tahun 2016, untuk memahami, berafeksi dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, “Kami melihat bahwa masyarakat Desa Adat Geriana Kauh menyadari akan pentingnya melestarikan warisan budaya leluhur mereka. Untuk itu, kami menggagas pendirian museum ini sehingga dapat menopang keberadaan Tari Sang Hyang Dedari,” ujar Saras.

Usai peluncuran, museum tersebut diserahkan pihak UI kepada masyarakat sehingga bangunan menjadi milik komunitas yang nantinya akan dijalankan untuk kepentingan warga desa. “Kami mengarahkan warga adat setempat untuk dapat mempertahankan tradisi mereka sehingga ke depannya diharapkan Desa Adat Geriana Kauh dapat menjadi pusat ekowisata desa,” imbuh Saras.

Tidak sebatas membangun dan mengisi Museum, Tim Pengmas FIB UI juga turut meningkatkan kapasitas masyarakat dengan memberikan edukasi pengelolaan museum sehingga masyarakat setempat dapat menjalankan operasional muesum secara swadaya dan profesional.

Penyerahan cinderamata oleh Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri, Direktur RPM UI Dede Djuhana, Dekan FIB UI Adrianus L.G Woworuntu, serta Ketua Desa Adat Nyoman Subratha. TEMPO/Ludhy Cahyana

Selain itu, Tim Pengmas juga membagikan ilmu mitigasi bencana. Pengetahuan ini menjadi sangat krusial mengingat Desa Adat Geriana Kauh berlokasi di kawasan rawan bencana, khususnya dari ancaman lahar serta awan panas letusan Gunung Agung.

Museum ini nantinya bukan sekadar sebagai pelestari nilai-nilai luhur yang ada di Kabupaten Karangasem, namun juga sebagai destinasi wisata budaya dan religi yang dapat dipadukan dengan agrowisata. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

LUDHY CAHYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

41 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Gelombang Tinggi Laut Geber Selat Badung Bali Mulai Besok hingga 1 Oktober

28 September 2023

Sejumlah wisatawan memandang gelombang tinggi di Pantai Salor, Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis 29 Desember 2022. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di Pesisir Utara Pulau Jawa untuk mewaspadai gelombang tinggi laut berkisar 1,25 hingga 2,5 meter pada Kamis 29 hingga 30 Desember. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Gelombang Tinggi Laut Geber Selat Badung Bali Mulai Besok hingga 1 Oktober

Masyarakat umum, nelayan dan pelaku wisata bahari waspadai potensi gelombang tinggi.


Riwayat Berdirinya Museum Lontar Sebagai Wisata Edukasi di Karangasem, Bali

10 Juli 2023

Sejumlah Lontar terpajang di Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban di Kabupaten Karangasem, Bali. ANTARA/Ni Komang Desiantari
Riwayat Berdirinya Museum Lontar Sebagai Wisata Edukasi di Karangasem, Bali

Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban di Karangasem, Bali, cocok untuk wisata edukasi. Simak riwayat berdirinya museum sederhana ini.


Petir Menyambar Rumah di Karangasem Bali, Satu Ternak Mati

5 April 2023

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, Bali, melaporkan adanya korban sambaran petir di wilayahnya pada Selasa, 4 April 2023. (Instagram/BPBD Karangasem)
Petir Menyambar Rumah di Karangasem Bali, Satu Ternak Mati

Terdapat potensi kejadian petir yang tinggi di atas daerah Karangasem di bagian timur Pulau Bali saat kejadian.


Lebih dari 807 Kali, Gempa Terasa Menggoyang Sepanjang Tahun Ini

30 Desember 2022

Ilustrasi gempa. geo.tv
Lebih dari 807 Kali, Gempa Terasa Menggoyang Sepanjang Tahun Ini

Jumlah gempa yang bisa dirasakan itu tak sampai 10 persen dari total kejadian gempa di Indonesia sepanjang 2022. Sebagian dari zona sesar tak dikenal


Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Gempa Cianjur, WhatsApp

16 Desember 2022

Peta pusat gempa M5,2 pada 13 Desember 2022 dan susulannya hingga 15 Desember 2022. Twitter
Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Gempa Cianjur, WhatsApp

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Kamis 15 Desember 2022, didominasi artikel gempa terkini yang bisa dirasakan dan update susulan dari Bali dan Cianjur.


BMKG: Sudah 417 Gempa Susulan di Cianjur , 86 di Bali

15 Desember 2022

Peta pusat gempa M5,2 pada 13 Desember 2022 dan susulannya hingga 15 Desember 2022. Twitter
BMKG: Sudah 417 Gempa Susulan di Cianjur , 86 di Bali

BMKG mencatat gempa bumi susulan masih terus terjadi di 2 titik yaitu Cianjur, Jawa Barat dan Karangasem, Bali.


Gempa Terkini dari Bali: 62 Kali Susulan, 34 Rumah Rusak

14 Desember 2022

Ilustrasi gempa. abcnews.com
Gempa Terkini dari Bali: 62 Kali Susulan, 34 Rumah Rusak

Gempa-gempa masih terjadi dari Karangasem, Bali, pascagempa Magnitudo 5,2 yang terjadi pada Selasa sore, 13 Desember 2022.


Info Gempa Terkini BMKG: Susulan dari Karangasem, juga Cianjur

14 Desember 2022

Tangkapan layar peta pusat gempa bumi M5,1--diperbarui dari M5,2-- yang mengguncang dari wilayah Karangasem, Bali, Selasa 13 Desember 2022, pukul 17.38 WIB. (ANTARA/HO-BMKG)
Info Gempa Terkini BMKG: Susulan dari Karangasem, juga Cianjur

BMKG mencatat gempa terkini yang getarannya bisa dirasakan terjadi dari Karangasem, Bali, juga dari Cianjur, Jawa Barat.


Taman Ujung di Karangasem, Bali: Keindahan dalam Harmoni

22 September 2022

Taman Ujung. Foto : ANTARA
Taman Ujung di Karangasem, Bali: Keindahan dalam Harmoni

Kolam Dirah yang berada di kompleks Taman Ujung menjadi tempat penyucian bagi orang yang menguasai ilmu hitam.