Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan 2 Fosil Bayi Berhelm Tengkorak Bikin Arkeolog Bingung

image-gnews
Fosil bayi berumur 2.100 tahun dimakamkan dengan pelindung kepala terbuat dari tengkorak anak-anak. Fosil ditemukan arkeolog di Ekuador, 2014-2016. ( Kredit: Sara Juengst)
Fosil bayi berumur 2.100 tahun dimakamkan dengan pelindung kepala terbuat dari tengkorak anak-anak. Fosil ditemukan arkeolog di Ekuador, 2014-2016. ( Kredit: Sara Juengst)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog menemukan dua bayi dimakamkan sekitar 2100 tahun lalu dengan mengenakan helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak lain. Fosil kedua bayi itu ditemukan bersama sembilan makam lainnya di sebuah situs bernama Salango, di pantai Ekuador tengah.

Para arkeolog yang menggali kuburan antara tahun 2014 dan 2016 baru-baru ini menerbitkan rincian temuan mereka dalam jurnal Latin American Antiquity terbitan Cambridge University.

Tim mengatakan, ini adalah satu-satunya kasus tengkorak anak-anak digunakan sebagai helm untuk bayi yang dikuburkan. Para ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan meninggalnya bayi dan anak-anak tersebut, demikian dikutip Live Scince, Senin, 18 November 2019.

Arkeolog menemukan helm ditempatkan erat-erat di atas kepala bayi. Kemungkinan tengkorak anak-anak yang lebih tua masih memiliki daging ketika dijadikan helm. Karena tanpa daging, helm itu kemungkinan tidak akan menempel erat pada tengkorak bayi. 

"Wajah seorang bayi terlihat masuk ruang tengkorak," tulis para arkeolog. 

Menariknya, phalanx tangan, sejenis tulang, ditemukan terjepit di antara kepala bayi dan helm. Mereka tidak tahu siapa pemilik phalanx itu, kata Sara Juengst, penulis utama makalah itu dan seorang profesor antropologi di University of North Carolina, Charlotte.

Juengst mencatat bahwa tes lain, termasuk dengan DNA dan strontium isotop (variasi elemen dengan jumlah neutron yang berbeda), dapat membantu mengidentifikasi pemilik tulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para arkeolog tidak yakin mengapa helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak diletakkan di kepala bayi. Ini mungkin merupakan upaya untuk memastikan perlindungan.

Di dekat bayi, tim arkeolog juga menemukan patung-patung yang menggambarkan leluhur, terbuat dari batu. Temuan ini mendukung ide perlindungan ini, karena kehadiran mereka menunjukkan kepedulian untuk melindungi dan memberdayakan lebih lanjut kepala.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa letusan gunung berapi melanda area itu tidak lama sebelum bayi dikuburkan. Letusan ini mungkin telah mempengaruhi produksi makanan, dan tulang yang baru ditemukan menunjukkan bayi dan anak-anak menderita kekurangan gizi.

Ada kemungkinan bahwa perawatan kedua bayi itu adalah bagian dari respons ritual yang lebih besar dan kompleks terhadap konsekuensi lingkungan dari letusan. Para arkeolog mencatat bahwa diperlukan lebih banyak bukti untuk mengonfirmasi hal ini.

LIVE SCINCE | NATURE | ANCIENT ORIGINS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

4 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

7 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

56 hari lalu

Kolase foto dua jenis fosil Gastropoda atau siput (kiri) dan Pelecypoda atau kerang (kanan) yang ditemukan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) di pelataran rumah warga di Pangandaran. (Dok. Unpad)
Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.


6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

17 Januari 2024

The Golden Spoon. Dok. Disney+ Hotstar.
6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

Dalam drakor ini, sendok emas tak hanya menjadi objek materi, namun juga mengubah hidup para karakter utama, menjadi lebih penting.


Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

17 November 2023

Dua arkeolog meneliti arsitektur benteng pertahanan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu Selatan dengan cara ekskavasi atau penggalian pada Kamis (16/11/2023). Diketahui ekskavasi juga pernah dilakukan pada 1995. ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.


6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

10 November 2023

American Museum of Natural History, di New York, Amerika Serikat. Unsplash.com/Aditya Vyas
6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.


Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

8 November 2023

Hanukkiyah, tempat lilin yang digunakan selama hari raya Yahudi Hanukkah, berdiri di sisa-sisa ambang jendela yang terbakar, menyusul infiltrasi mematikan oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Be'eri di Israel selatan, 17 Oktober 2023. REUTERS/ Ronen Zvulun
Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

Di sebuah lokasi, tim arkeologi Israel sedang memilah-milah abu dan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa manusia dan dapat mengidentifikasinya.


Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

28 Oktober 2023

Mulan Jameela dan Ahmad Dhani berpose di Gua Ashabul Kahfi. Mulan tampak cantik menggenakan gaun berwarna merah yang dipadukan dengan hijab berwarna hitam. Sedangkan Ahmad Dhani mengenakan celana jeans, kaos lengan panjang berwarna hitam, dan peci hitam. Instagram.com
Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi seperti dalam Al-Quran

Arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy temukan Gua Ashabul Kahfi di daerah Ar-Raheib di Yordania pada 1963.