TEMPO.CO, Sydney – Kebakaran lahan yang terjadi di area utara seberang Kota Sydney, Australia, pada Jumat, 6 Desember 2019, membesar dan menimbulkan asap pekat.
Ini membuat sejumlah acara pertandingan olahraga di kota itu pada akhir pekan ini terpaksa ditunda. Pemerintah juga meminta para pekerja di lapangan beristirahat di rumah menghindari asap.
“Kebakaran luas di #NSW dalam beberapa hal terlalu besar untuk dipadamkan saat ini,” begitu pernyataan dari Biro Meteorologi Australia dalam cuitan di akun Twitter seperti dilansir Reuters pada Jumat, 6 Desember 2019.
NSW adalah singkatan dari New South Wales, yang beribu kota Sydney dan salah satu negara bagian di Australia.
Kebakaran luas di Australia ini berlangsung sejak awal November 2019 dan telah menelan korban jiwa sebanyak empat orang tewas dan 680 rumah terbakar.
Kebakaran lahan ini terjadi lebih awal dari biasanya akibat sejumlah hal yaitu kemarau panjang, hembusan angin kuat dan aksi pembakaran oleh individu.
Asap dan debu terlihat menyelimuti Kota Sydney selama sepekan terakhir dan membuat langit siang berwarna oranye. Jarak pandangan juga menjadi pendek dan membuat warga mengenakan masker wajah untuk memudahkan bernapas.
Gambar satelit yang beredar di sosial media menunjukkan asap menyebar ke Laut Tasman hingga Selandia Baru sejauh sekitar 2 ribu kilometer.
Menurut layanan pemadam kebakaran NSW, kebakaran terjadi di sejumlah area seperti Hawkesbury, Hunter, dan Central Coast dan telah menyatu.
Gambar peta yang dibagikan menunjukkan ada sepuluh titik api yang terkoneksi dalam rentang sekitar 50 kilometer Sydney utara. Luas area yang terbakar mencapai sekitar 335 ribu hektar.
Petugas merasa khawatir api akan bergerak ke timur. “Itu akan mengarah ke area pemukiman, desa, komunitas, daerah pedesaan terpencil, dan kawasan bisnis di wilayah ini,” kata Shane Fitzsimmons, komisaris layanan pemadam kebakaran NSW.
Menurut perusahaan listrik Endeavour Energy, ada sekitar 500 rumah di sisi selatan dari Sydney dan berjarak sekitar 350 kilometer yang kehilangan pasokan listrik karena kebakaran.
“Pelanggan yang terkena dampak sebaiknya mencari alternatif sumber energi lain hingga listrik bisa dinyalakan,” begitu pernyataan perusahaan.
New York Times melansir novelis Anna Funder menggambarkan kondisi kebakaran di Sydney, Australia, sebagai,”Seakan-akan kota ditelan oleh reaksi kimia.” Dia menyebut pemerintah cenderung gagal menyadari krisis perubahan iklim yang terjadi. “Dan ini membuat anak-anak kita jadi sesak napas karena asap,” kata dia.