TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana atau BPBD Daerah DKI Jakarta akan menambah alat peringatan dini banjir atau disaster warning system atau DWS di enam kelurahan dengan menghabiskan anggaran Rp 4,03 miliar. Namun dalam penelusuran Tempo, DWS yang sudah ada justru tidak berfungsi.
Pemerintah DKI menyatakan DWS telah tersedia di 14 titik rawan banjir di Ibu Kota. Salah satunya terletak di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. "Lokasinya ada di RW07 dan RW03," ujar Staf Kelurahan Kampung Melayu, Samsu saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 17 Januari 2020.
Menurut Samsu, kelurahan tidak tahu menahu soal alat DWS itu. Menurut dia, pengelolaan alat diserahkan kepada pengurus RW masing-masing. "Kalau peringatan dini dari kita hanya disebarkan melalui WhatsApp ke grup RW dan RT. Nanti RW atau RT yang meneruskan ke warganya," kata Samsu.
Tempo menemukan alat peringatan dini banjir di RW03 berdiri di sekitar persimpangan antara Jalan Jatinegara Barat dengan Jalan Inspeksi Kali Ciliwung. Alat berupa tiang yang ujungnya memiliki empat corong toa itu berdiri persis di pinggir Kali Cilewung.
Menurut kesaksian tiga warga yang ditemui Tempo, toa tersebut tidak memberikan peringatan apa pun sebelum terjadi banjir besar pada awal tahun 2020. "Enggak hidup ini," kata salah satu warga bernama Budi.
Menurut dia, toa tersebut sempat berfungsi pada saat banjir di tahun 2017. Biasanya, kata dia, seseorang akan bersuara dari toa itu untuk memberikan informasi bahwa Katulampa Siaga 1. Dia pun mengaku tidak tahu alasan toa tidak berfungsi kembali pada tahun ini.
Warga lain, Ummi mengaku tidak tahu persis kapan toa di RW03 tersebut berhenti berfungsi. Namun menurut dia, peringatan dini akan adanya banjir pada awal tahun 2020 lalu didapatkan warga hanya melalui berita di televisi dan grup-grup WhatsApp RT dan RW.
"Kalau toa itu gak ada bunyi sama sekali. Enggak tahu fungsinya apa berdiri di situ," kata dia.