TEMPO.CO, Jakarta - Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali meningkatkan eskalasi operasi mereka guna mengurangi ancaman banjir. Hal itu menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ihwal potensi hujan lebat di wilayah Jabodetabek pada 17-23 Januari 2020.
Kepala Balai Besar TMC-BPPT Tri Handoko Seto mengatakan bahkan pihaknya memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung sampai 25 Januari mendatang.
"Kami berharap masyarakat tidak panik, namun, tetap waspada akan kemungkinan hujan ekstrem tersebut. Kami akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan operasi TMC," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Januari 2020.
Tri menjelaskan, secara teknis TMC akan lebih intens memonitor pertumbuhan dan pergerakan awan yang diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Jabodetabek. Pemantauan dilakukan sejak dinihari hingga malam.
Awan tersebut, kata Tri, akan disemai sebelum sampai ke daratan. "Biasanya awan-awan tersebut masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda, dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum masuk wilayah Jabodetabek," ucap Tri.
Dalam upaya pencegahan banjir, tim TMC dalam sehari melakukan penerbangan untuk menyemai awan sebanyak 4 sampai 5 sorti. Hal tersebut berbeda saat penyemaian dalam rangka pemadaman kebakaran hutan dan lahan beberapa waktu lalu dengan rata-rata 2 sorti penerbangan penyemaian per hari.
Meski diperkirakan masih di bawah rata-rata curah hujan pada 1 Januari lalu, masyarakat tetap harus waspada. Tri mengatakan, masyarakat perlu mengantisipasi potensi terjadinya angin kencang, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta jalanan yang licin.