TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi berencana membatasi pergerakan orang dengan menjaga perbatasan wilayah. Tapi, rencana ini masih butuh persetujuan dari unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) setempat.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menolak wacananya disebut lockdown. "Kalau nanti kami rapat dengan muspida dan disetujui, jalan yang menghubungkan antara Kota, Kabupaten Bekasi, Bogor, Depok dengan DKI kami pakai imbauan ada Satpol PP, Dishub," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada Ahad, 29 Maret 2020.
Menurut dia, petugas yang berjaga di perbatasan tersebut berjumlah maksimal delapan orang. Mereka dibekali alat ukur suhu badan. Tapi, penjagaan ini tak berlaku di jalan yang berstatus nasional maupun provinsi.
"Kalau orang yang mau keluar (Kota Bekasi) begitu dipakai thermo gun dia 38 derajat celcius, balik isolasi. Kalau ada yang mau masuk (Kota Bekasi) 38 balik ke daerah asal dia. Mulai Senin Insya Allah," kata dia.
Ia mengatakan, langkahnya hanya pengecekan, bukan sebuah penutupan wilayah teritori. Hal ini sebagai langkah antisipasi penularan virus corona. "Ini berbagai upaya kami lakukan, dalam upaya menekan penyebaran," kata dia.
Rahmat menambahkan, hingga sekarang sudah ada 34 warganya positif virus Corona. 15 diantaranya terdeteksi lewat tes massal menggunakan rapid test. Baru satu orang yang telah dinyatakan sembuh. Dengan bertambahnya orang positif terpapar, kata dia, penyebaran virus itu cukup merata.