Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Berpikir Virus Corona Buatan Lab? Simak Studi Baru Ini

image-gnews
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak informasi beredar menyatakan bahwa virus penyebab COVID-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Hasil studi yang hasilnya telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine terbaru membantahnya dengan kesimpulan bahwa virus corona baru itu adalah buah proses evolusi alami.

Studi dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute di La Jolla, California, Amerika Serikat. Dia menjelaskan, sejak awal wabah COVID-19, para peneliti telah menguliti asal-usul virus penyebab pneumonia itu dengan menganalisis data urutan genomnya.

"Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujar Andersen, seperti dikutip laman Medical News Today, 20 Maret 2020 lalu.

Telah sejak awal, para ahli mengaitkan virus dengan pasar makanan laut di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Makalah-makalah penelitian yang ada menduga bahwa virus tersebut mungkin telah menyebar ke manusia dari mamalia yang diperdagangkan secara ilegal.

Untuk menentukan asalnya, para peneliti membandingkan 'backbone' SARS-CoV-2 dengan virus lain yang biasa menginfeksi kelelawar dan trenggiling. Mereka melakukannya dengan menggunakan data urutan genetik yang disediakan oleh para ilmuwan Cina.

Andersen dan tim juga mengamati protein paku--fitur yang digunakan virus corona untuk mengikat membran sel manusia atau hewan yang mereka infeksi. Tim melihat kepada dua komponen pada protein paku itu yakni domain pengikat reseptor (RBD) yang menempel pada sel inang sehat, dan sebuah belahan yang berperan membuka virus dan memungkinkannya menembus sel yang diinfeksi.

Untuk mengikat sel manusia, protein paku membutuhkan reseptor pada pada sel manusia itu yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Para ilmuwan menemukan bahwa domain pengikat reseptor dari protein paku telah berevolusi menarget ACE2 begitu efektif, yang ini hanya bisa terbentuk dari hasil seleksi alam dan bukan rekayasa genetika.

Selain itu, struktur molekul 'backbone' SARS-CoV-2 juga mendukung temuan ini. Jika virus corona baru itu hasil rekayasa genetik, kata para peneliti, titik awal penelitian kemungkinan adalah 'backbone' pada virus lain dalam keluarga corona.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, yang didapati, 'backbone' SARS-CoV-2 sangat berbeda dari virus corona lainnya. Dia paling mirip dengan virus pada kelelawar dan trenggiling. "Kedua fitur virus ini--mutasi pada bagian RBD dari protein paku dan backbone'--yang berbeda mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal SARS-CoV-2," kata Andersen.

Josie Golding dari Wellcome Trust, badan amal penelitian yang berbasis di London, Inggris, menilai temuan itu sangat penting untuk menegaskan pandangan berbasis bukti, bukan rumor, untuk menjelaskan asal-usul virus yang menyebabkan COVID-19. "(Para penulis) menyimpulkan bahwa virus adalah produk dari evolusi alami. Ini mengakhiri spekulasi tentang rekayasa genetika yang disengaja."

Selanjutnya, para peneliti menjelaskan bahwa hasil mereka memiliki implikasi yang mungkin bisa menjelaskan bagaimana virus berasal. Dalam hasil studi tertulis skenario pertama, virus berevolusi menjadi patogen pada hewan, kemudian melompat ke manusia yang sejalan dengan bagaimana virus corona lainnya, seperti dari mana SARS dan MERS berasal.

Untuk virus corona baru, penulis menduga bahwa kelelawar adalah satwa pembawa yang paling mungkin, karena SARS-CoV-2 sangat mirip dengan virus corona kelelawar. Para ahli lain juga mendukung teori ini. Andersen dan rekannya juga menyarankan bahwa ada kemungkinan hewan inang perantara lain menularkan virus dari kelelawar ke manusia.

Hipotesis ini juga menjelaskan mengapa virus menyebar begitu cepat. Ini menunjukkan bahwa dua fitur khas protein paku SARS-CoV-2 akan membuatnya mampu menimbulkan kekacauan sebelum memasuki manusia.

Skenario kedua, virus bersifat non patogenik pada hewan, tapi melompat ke manusia dan berevolusi menjadi penyebab penyakit. Skenario ini mendukung teori yang menempatkan trenggiling pada awal wabah karena protein paku beberapa virus corona dari trenggiling memiliki struktur RBD yang sangat mirip dengan yang ada pada SARS-CoV-2. Namun, penulis mengingatkan bahwa tidak mungkin mengatakan skenario mana yang lebih benar di antara keduanya pada saat ini.

MEDICAL NEWS TODAY | NATURE MEDICINE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

9 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Pelaku Perdagangan Trenggiling Ilegal di Boyolali Segera Disidang

10 hari lalu

Balai KSDA Jakarta dan Balai Karantina Hewan Soekarno-Hatta melakukan kegiatan Press Release tindak pidana menyimpan atau memiliki kulit atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi berupa sisik dari satwa Trenggiling (Manis javanica). FOTO/Instagram
Pelaku Perdagangan Trenggiling Ilegal di Boyolali Segera Disidang

Barang bukti berupa lima ekor trenggiling (Manis javanica) dalam kondisi hidup dan 8,5 kilogram sisik trenggiling.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

15 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

17 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

Keluarga tersebut memutuskan pindah ke Solo karena unit apartemen mereka disita usai pandemi Covid-19.