TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Brasil kini melewati angka 100.000 setelah 4.000 lebih kasus baru dilaporkan selama 24 jam terakhir ketika Presiden Jair Bolsonaro masih meremehkan ancaman virus.
Kementerian kesehatan pada Ahad mengatakan ada 4.588 kasus baru virus corona di Brasil dan 275 kematian selama 24 jam terakhir, sehingga total kasus yang dikonfirmasi di negara ini menjadi lebih dari 100.000.
Dikutip dari Reuters, 4 Mei 2020, Brasil sekarang telah mendaftarkan 101.147 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 7.025 kematian. Jumlah kasus meningkat sekitar 5% pada hari Minggu dari hari sebelumnya, sementara kematian meningkat sekitar 4%, kata kementerian kesehatan.
Sementara Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerang Kongres dan pengadilan dalam pidatonya di hadapan ratusan pendukung pada hari Minggu ketika jumlah kasus virus corona Brasil telah melewati 100.000.
Bolsonaro sayap kanan telah menuai kritik dari seluruh tingkat politik karena menyepelakan ancaman virus corona yang dia sebut sebagai "flu kecil" dan menuntut agar ekonomi kembali dibuka.
Pendukung Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro memegang tulisan "Bersama kapten" saat menghadiri sebuah protes menentang langkah-langkah jarak sosial dan karantina, yang direkomendasikan oleh gubernur Sao Paulo Joao Doria, setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Sao Paulo, Brasil, 3 Mei 2020. [REUTERS / Amanda Perobelli]
Pada hari Minggu, puluhan tokoh publik menandatangani surat terbuka kepada pemerintah Brasil yang menyerukan kepada para pejabat untuk melindungi penduduk pribumi negara itu, yang sering tinggal di lokasi terpencil dengan akses terbatas ke layanan kesehatan.
Pada saat yang sama, Bolsonaro menghadapi krisis politik paling serius setelah menteri kehakimannya, Sergio Moro, mundur minggu lalu dan menuduh presiden memecat kepala polisi federal dan menunjuk rekan pribadi untuk mengisi posisi tersebut.
Mahkamah Agung Brasil menganulir penunjukkan kepala kepolisian pada Rabu yang membuat marah Bolsonaro.
Pada hari Sabtu, Moro, di antara tokoh-tokoh publik paling populer di Brasil karena sikapnya yang keras terhadap korupsi, memberikan kesaksian tentang kemungkinan tuduhan obstruction of justice oleh Bolsonaro. Beberapa jam sebelumnya, presiden memanggil Moro "Yudas" di Twitter, merujuk pada rasul yang mengkhianati Yesus.
Karena hubungan Bolsonaro dengan legislator dan pengadilan semakin mendingin, ia menjadi semakin tergantung pada kader penasihat di pemerintahannya yang aktif atau mantan militer.
Seperti dalam rapat umum April yang juga dihadiri Bolsonaro, para demonstran pada hari Minggu menyerukan penutupan Mahkamah Agung dan Kongres, dan kembali ke tindakan otoriter yang digunakan selama pemerintah militer Brasil tahun 1964-1985.
"Kami memiliki angkatan bersenjata di sisi rakyat: sisi ketertiban, demokrasi, kebebasan. Sudah cukup gangguan yang muncul. Kami tidak mengizinkan gangguan lagi. Kesabaran kami sudah berakhir," kata Jair Bolsonaro dalam pidato yang disiarkan langsung di Facebook.