TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai mal dan bioskop merupakan dua lokasi yang semestinya paling diwaspadai saat pemerintah melonggarkan kegiatan ekonomi. Musababnya, dua lokasi ini dikhawatirkan bisa menjadi klaster baru penyebaran virus corona.
"Yang berbahaya itu mal. Orang yang datang banyak dan sulit diatur. Lalu juga bioskop," ujar Aviliani dalam diskusi yang dilakukan secara virtual, Jumat, 28 Mei 2020.
Menurut Aviliani, mal dan bioskop berbeda dengan perkantoran. Sebab, perkantoran umumnya memiliki direksi yang bertanggung jawab atas kedisiplinan karyawannya dalam menerapkan protokol kesehatan.
Sedangkan mal dan bioskop bersifat umum sehingga penjagaan terhadap pemberlakuan standar operasional prosedur keamanan di masa normal baru sulit diterapkan. Selain dua tempat itu, Aviliani menyebut pembukaan tempat wisata juga harus diawasi dengan ketat.
Untuk mencegah penyebaran virus corona di lingkingan tempat perbelanjaan atau lokasi hiburan, Aviliani meminta masing-masing sektor menyusun protokol kesehatan secara detail. "Keramaian harus dijaga dan tanggung jawab gedung itu menjadi tanggung jawab bersama," tuturnya.
Sementara itu, menurut dia, sektor yang paling siap untuk menghadapi kondisi normal baru adalah sektor perbankan. Musababnya, di masa pandemi, perbankan tetap beroperasi dan tidak seperti kantor-kantor lain yang menerapkan work from home atau sistem kerja dari rumah.
Situasi ini mendorong perbankan harus beradaptasi dengan situasi wabah sejak awal. "Jadi mereka sudah siapkan protokol kesehatan lebih dulu, mulai dari orang masuk, tempat duduk, dan lain-lain," tuturnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA