Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Fosil, Kaki Seribu Hewan Darat Tertua di Dunia

Reporter

image-gnews
Seekor binatang kaki seribu berjalan di tangan anggota marinir AS dalam latihan bertahan hidup di hutan yang merupakan bagian dari latihan gabungan Cobra Gold 2018 (CG18) di markas militer provinsi Chonburi, Thailand, 19 Februari 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha
Seekor binatang kaki seribu berjalan di tangan anggota marinir AS dalam latihan bertahan hidup di hutan yang merupakan bagian dari latihan gabungan Cobra Gold 2018 (CG18) di markas militer provinsi Chonburi, Thailand, 19 Februari 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Serangga kaki seribu atau luwing di Skotlandia bisa jadi termasuk hewan darat tertua di dunia. Fosilnya ditemukan telah berumur 425 juta tahun. Hewan tak bertulang belakang ini diduga membantu makhluk hidup setelahnya menghuni wilayah daratan. 

Fosil hewan yang disebut Kampecaris obanesis dari era Silurian ini ditemukan setelah adanya penggalian di Pulau Kerrera, Kepulauan Inner Hebrides, Skotlandia. Habitat hewan itu diperkirakan ada di tepi danau dan memakan tanaman yang membusuk.

Fosil tanaman tertua yang telah memiliki batang, dikenal dengan Cooksonia, juga ditemukan di ekosistem danau seperti Kerrera.

Dari bukti fosil, para penelitinya mengetahui Kampecaris merupakan hewan darat tertua di Bumi. Namun, beberapa ahli meyakini cacing tanah telah hidup lebih dulu, kemungkinan 450 juta tahun yang lalu.

Penelitian fosil ini dipimpin pakar Paleontologi dari University of Texas dan University of Massachusetts Boston, Michael Brookfield. Hasil penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal Historical Biology yang terbit bulan ini.

Kampecaris, hewan sepanjang 2,5 sentimeter (sekitar satu inci) dengan bagian tubuh tersegmentasi mirip kaki seribu, merupakan salah satu mahluk hidup yang telah dinyatakan punah. Walaupun demikian, Brookfield dkk meyakini Kampecaris bukan pendahulu atau leluhur hewan kaki seribu yang hidup saat ini.

Namun mereka mengelompokkannya ke dalam jenis yang sama yakni Artropoda atau hewan tanpa tulang belakang. Di dalamnya termasuk serangga, laba-laba, kaki seribu, lipan, dan kelompok Krustasea seperti kepiting dan udang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil penelitian itu juga menjelaskan kalau kehidupan pertama kali berevolusi dari samudera, ditunjukkan dengan adanya keanekaragaman hayati yang mulai terbentuk kurang lebih 540 juta tahun yang lalu. Makhluk hidup di bawah laut butuh waktu lama untuk berevolusi dan menghuni daratan.

Tanaman seperti lumut memulai kehidupan di darat sekitar 450 juta tahun lalu. Tanaman dengan batang seperti Cooksonia kemudian membantu makhluk hidup lebih kompleks berkembang di ekosistem darat.

Kelompok amfibi merupakan hewan pertama yang hidup di daratan. Makhluk itu berevolusi dari ikan dengan sirip berotot yang menghuni perairan dangkal. Berdasarkan studi fosil pula, hewan amfibi pertama kali muncul di daratan sekitar 375 juta tahun yang lalu.

Amfibi merupakan pendahulu reptil, burung, dan mamalia yang hidup saat ini, termasuk di antaranya spesies manusia, yang pertama kali muncul sekitar 300 ribu tahun yang lalu.

Sumber: Reuters

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

1 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

2 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

5 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Menteri Pertama Skotlandia Kesal Dituduh Punya Kepentingan di Gaza

17 hari lalu

Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf di Parlemen Skotlandia di Holyrood, di Edinburgh, Skotlandia, Inggris, 30 Maret 2023. REUTERS/Russell Cheyne
Menteri Pertama Skotlandia Kesal Dituduh Punya Kepentingan di Gaza

Gara-gara mengucurkan bantuan ke UNRWA, menteri pertama Skotlandia dituduh punya konflik kepentingan di Gaza


Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

18 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia diimpor oleh industri penelitian dan pengujian AS selama tahun 2023.


Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

26 hari lalu

Cina membangun pusat penelitian Brasil di Antarktika senilai US$ 100 juta. [SOUTH CHINA MORNING POST]
Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika


Teliti Teh Hijau Bebas Kafein, Dosen Undip Raih Penghargaan Kemendikbudristek

38 hari lalu

Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Universitas Dipenegoro Vita Paramita. Dok. Humas Undip
Teliti Teh Hijau Bebas Kafein, Dosen Undip Raih Penghargaan Kemendikbudristek

Hasil penelitian saat ini diimplementasikan di mitra industri teh hijau PPTK Gambung Bandung dan siap diproduksi secara masal.