TEMPO.CO, Jakarta - Joshua Denson, seorang dokter, mengungkap pengalamannya pada satu hari memeriksa kondisi 20 pasien di ruang perawatan intensif. Dua orang didapatinya kejang-kejang, banyak yang mengalami sesak napas karena gangguan di paru-paru, dan ada juga yang fungsi ginjalnya sudah sangat menurun.
Beberapa hari sebelumnya, Denson malah harus berusaha, namun gagal, menyelamatkan seorang pasien perempuan muda yang jantungnya berhenti berdetak. Dari sejumlah pasien tersebut, semuanya berbagi satu kesamaan yang sama.
“Mereka seluruhnya positif Covid-19,” kata dokter paru-paru di Tulane University School of Medicine, Louisiana, Amerika Serikat, itu seperti dikutip dari Science Magazine, April lalu.
Seiring dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 yang terus bertambah hingga sekitar enam juta orang per artikel ini ditulis, Minggu 31 Mei 2020, dan korbannya yang meninggal sudah lebih dari 300 ribu pasien, para ahli klinis dan ilmu penyakit di dunia masih terus berusaha memahami daya rusak virus corona dalam tubuh manusia. Masuk lewat saluran pernapasan, SARS-CoV-2—si virus—ternyata tak melulu berujung di paru-paru, bagian terdalam dari saluran itu.
Pada kasus pasien yang parah, virus itu ditemukan bisa sampai ke banyak organ lain termasuk jantung dan pembuluh darah, ginjal, usus, dan otak. “Virus ini bisa menyerang hampir semua yang di dalam tubuh dengan efek yang merusak,” kata Harlan Krumholz, kardiolog di Yale University dan Yale-New Haven Hospital.
Berikut ini gejala yang sudah didapati atau ditemukan pada sejumlah organ karena kehadiran virus corona Covid-19 itu, dimulai dari bagian paling atas tubuh.