TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan pemerintah membatalkan pemberangkatan haji pada tahun ini berpengaruh pada maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sebagai gambaran, penerbangan haji yang dibatalkan pemerintah menyumbang 10 persen pendapatan perusahaan pelat merah ini sepanjang tahun lalu.
Pembatalan pemberangkatan haji ini juga diperkirakan membuat kinerja perusahaan semakin tertekan. Pasalnya, musim liburan sekolah dan perayaan Idul Fitri sepanjang Mei-Juni tahun ini yang biasanya dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan udara juga ditiadakan sebagai pencegahan penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Meski begitu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya telah memasukkan skenario pembatalan pengiriman jemaah haji 2020 dalam antisipasi bisnis perusahaan. “Hal-hal ini (pembatalan pengiriman jemaah haji) sudah kami antisipasi sebelumnya,” katanya, Selasa, 2 Juni 2020.
Irfan menjelaskan, pembatalan haji lebih ringan dibandingkan pembatalan penerbangan yang dilakukan pemerintah sebelumnya. Pasalnya dalam pembatalan penerbangan haji, Garuda tidak menyimpan uang masyarakat yang harus dikembalikan jika penerbangan dibatalkan.
Sedikitnya ada tiga maskapai yang melayani haji penerbangan haji 2020 yakni Saudi Arabian (Saudia) Airlines, Garuda Indonesia, serta Flynas. Rinciannya Garuda Indonesia akan melayani 268 kloter, Flynas 19 kloter penerbangan haji, sementara Saudia Airlines melayani 221 kloter.
Sebelumnya diberitakan pemerintah secara resmi telah membatalkan keberangkatan jemaah haji pada 2020 baik jemaah haji reguler, khusus, maupun panggilan dari Arab Saudi. Pembatalan keberangkatan jemaah haji dengan pertimbangan menjaga nyawa lebih utama dan tidak adanya cukup waktu persiapan untuk pemberangkatan.
Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan maskapai pelaksana pengangkutan Jemaah haji tahun 1441/H/2020 M akan ditetapkan kembali sebagai pelaksana pengangkutan jemaah haji pada tahun haji berikutnya.
Penetapan itu nantinya tanpa melalui banyak tahap seleksi dengan jenis pesawat dan embarkasi sama sebagaimana yang telah ditetapkan. “Secara otomatis Tiga maskapai yang pada tahun ini terpilih akan ditetapkan kembali untuk tahun depan,” kata Nizar.
Tak hanya itu, Kemenag juga akan melakukan negosiasi tarif tiket pesawat dengan menyesuaikan kembali komponen harga penerbangan pada tahun depan. Sedangkan pembuatan koper jemaah haji untuk tahun ini tidak mencantumkan tahun operasional. Hal ini juga bertujuan agar dapat digunakan pada tahun depan jika pelaksanaan haji dibatalkan.
BISNIS