Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Situs Aborigin Berusia Ribuan Tahun Ditemukan di Bawah Air

image-gnews
Dua orang perempuan anggota komunitas Aborigin ambil bagian dalam tarian upacara asap pada perayaan Hari Australia di Sydney, 26 Januari 2018. Upacara asap adalah kebiasaan suku Aborigin kuno yang dikatakan memiliki sifat penyembuhan dan pembersihan serta membantu mengusir roh jahat AP
Dua orang perempuan anggota komunitas Aborigin ambil bagian dalam tarian upacara asap pada perayaan Hari Australia di Sydney, 26 Januari 2018. Upacara asap adalah kebiasaan suku Aborigin kuno yang dikatakan memiliki sifat penyembuhan dan pembersihan serta membantu mengusir roh jahat AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua situs Aborigin berusia 8.500 tahun ditemukan di lepas pantai Australia Barat. Para arkeolog menemukan alat-alat batu dan bukti tempat tinggal manusia di lepas pantai Pilbara yang menjadi situs Aborigin pertama yang ditemukan di bawah air. 

Penyelam menemukan dua situs bawah laut melalui serangkaian survei di Kepulauan Dampier di lepas pantai itu. Peneliti berharap, situs-situs tersebut, di Cape Bruguieres dan Flying Foam Passage, dapat memberikan wawasan tentang cara hidup masyarakat Aborigin sejak saat dasar laut itu adalah tanah kering.

Dijelaskan kalau permukiman gua itu dulunya berada di tanah padat (terra firma), tapi tenggelam saat permukaan laut melonjak setelah zaman es terakhir. Aborigin modern masih menganggap lingkungan laut ini sebagai tempat suci dan sekarang dikenal sebagai 'Negara Laut'.

Chelsea Wiseman, yang telah mengerjakan proyek itu sebagai bagian dari penelitian doktoralnya di Flinders University, Australia, mengatakan, "Pada satu titik akan ada tanah kering yang membentang sejauh 100 kilometer dari garis pantai saat ini." Tanah itu sejatinya akan dimiliki dan dihidupi oleh generasi orang Aborigin berikutnya.

Penemuan Wiseman menunjukkan bahwa arkeologi bawah laut tetap terjaga meski ditenggelamkan laut. Diduga, ada lebih banyak bukti kehidupan Aborigin masala lalu di perairan yang lebih dalam di lepas pantai itu.

Para penyelam memetakan sebanyak 269 artefak, termasuk peralatan dan batu gerinda, di Cape Bruguieres di perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 2,4 meter. Penanggalan radiokarbon dan analisis perubahan permukaan laut menunjukkan situs itu berusia setidaknya 7.000 tahun.

Situs kedua di Flying Foam Passage termasuk mata air air tawar dengan kedalaman 14 meter. Situs ini diperkirakan berusia setidaknya 8.500 tahun. Namun, usia sebenarnya dari situs bisa lebih tua, karena teknik yang dilakukan hanya memberikan usia minimum.    

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Profesor Jonathan Benjamin dari Flinders University mengatakan, Australia adalah benua besar tapi hanya sedikit orang yang menyadari bahwa lebih dari 30 persen daratannya telah ditenggelamkan oleh laut setelah zaman es terakhir. "Ini berarti bahwa sejumlah besar bukti arkeologis yang mendokumentasikan kehidupan orang Aborigin sekarang berada di bawah air," kata dia.

Sekarang, Benjamin berujar, dirinya akhirnya memiliki bukti pertama bahwa setidaknya bukti arkeologis itu selamat dari proses kenaikan permukaan laut. Tim peneliti menggunakan model komputer untuk memprediksi di mana situs-situs itu berada dan memeriksa lokasi dengan berbagai teknik penginderaan bawah air dan jarak jauh.

Tim peneliti mengatakan bahwa penemuan situs menekankan perlunya undang-undang yang lebih kuat untuk melindungi dan mengelola warisan bawah laut di Australia. Para ahli mengatakan ada dua juta kilometer persegi tanah yang pernah berada di atas permukaan laut dan mungkin memberikan wawasan besar tentang sejarah manusia.

"Arkeologi pantai kuno tidak hilang untuk selamanya, kami hanya belum menemukannya. Penemuan-penemuan baru ini adalah langkah pertama menuju penjelajahan perbatasan nyata terakhir arkeologi Australia," kata Benjamin mengomentari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One itu.

DAILY MAIL | PLOS ONE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

1 hari lalu

Petugas menurunkan sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 15 April 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

Kementan akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia untuk melakukan investigasi terkait kasus tersebut di Indonesia.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

3 hari lalu

Petugas Airnav memantau pergerakan pesawat di menara kontrol Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat 29 April 2022. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat pergerakan penumpang angkutan umum di semua moda transportasi mengalami peningkatan pada H-5 Lebaran 2022. Sementara itu, secara kumulatif sejak H-7 Lebaran 2022 pergerakan penumpang transportasi udara tercatat merupakan yang tertinggi. TEMPO/Subekti.
Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste


Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

6 hari lalu

Peluncuran program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) fase ketiga, pada 21Maret 2024 di Jakarta. Ini merupakan kemitraan pendidikan antara Pemerintah Australia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

6 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

6 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

Australia akan memperketat aturan visa bagi pelajar asing setelah angka migrasi kembali mencapai rekor tinggi.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

6 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Petinggi Kantor Berita ABC Australia Dituntut Mundur karena Pecat Jurnalis Pengkritik Israel

8 hari lalu

Antoinette Lattouf. Dok. Antoinette Lattouf
Petinggi Kantor Berita ABC Australia Dituntut Mundur karena Pecat Jurnalis Pengkritik Israel

Staf lembaga penyiaran publik Australia ABC menuntut pengunduran diri kepala konten, Chris Oliver-Taylor atas pemecatan jurnalis Antoinette Lattouf