TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Apollonius Andwie C menyatakan pihaknya sedang melakukan penjajakan guna ekspansi pasar ke Brunei Darussalam.
Selama ini, perusahaan belum pernah sama sekali masuk ke pasar di negara tetangga ini. "Ke depan bisa dijadikan untuk pasar jangka panjang," kata Apollonius dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020.
Perluasan pasar ini dilakukan Bukit Asam seiring dengan rendahnya permintaan batu bara di pasar tradisional selama ini. Salah satunya seperti India yang mengalami kasus Covid-19 cukup tinggi.
Apollonius mengatakan lockdown di India ini telah mengganggu kegiatan ekspor batu bara. "Karena pelabuhan juga sempat di-lockdown," kata dia. Walhasil, secara umum ekspor Bukit Asam menurun sekitar 20 persen.
Rendahnya permintaan batu bara di tengah Covid-19 ini pun juga menyebabkan harga di tingkat global semakin turun. "Menurun di akhir tahun, dan berlanjut di awal tahun," kata Apollonius.
Pertama indeks harga batu bara Newcastle terus mengalami penurunan sejak awal tahun lalu. Awalnya, harga batu bara ini berada di posisi US$ 99 per ton pada Januari 2019. Posisinya kemudian anjlok menjadi US$ 66 per ton.