TEMPO.CO, Washington - Pria Singapura bernama Jun Wei Yeo atau Dickson Yeo tinggal di Washington D.C. dan diduga bekerja untuk intelijen Cina sejak awal 2005.
Yeo membuat perusahaan konsultan palsu menggunakan nama dari sebuah perusahaan konsultan terkenal.
Dia memasang iklan lowongan pekerjaan dan mendapatkan 90 pesen resume dari personel militer Amerika Serikat dan pemerintah, yang memiliki akses keamanan tingkat tinggi.
“Dia lalu menyerahkan resume para pelamar pekerjaan itu kepada seorang agen intelijen Cina,” begitu penjelasan dari kementerian Kehakiman AS pada situs justice.gov, Jumat, 24 Juli 2020.
Yeo juga menggunakan jejaring sosial media yang fokus pada lowongan pekerjaan untuk mencari informasi orang-orang yang memiliki informasi penting pemerintah dan militer.
Baca Juga:
“Yeo mengikuti arahan dari agen intelijen Cina untuk merekrut target potensial termasuk mengenali kelemahannya seperti rasa tidak puas dengan pekerjaan dan kesulitan uang,” begitu dilansir situs itu.
Yeo, yang berkewarganegaraan Singapura, telah ditangkap dan menjalani persidangan di Pengadilan Distrik Colombia pada Jumat kemarin.
Dia terancam hukuman maksimal sepuluh tahun. Investigasi kasus ini dilakukan oleh Kantor Lapangan FBI di Washington D.C.
“Yeo mengakui dia tidak hanya memberi informasi berharga ke petugas intelijen Cina tapi juga merekrut orang lain di Amerika Serikat untuk melakukan hal sama,” kata Timothy R. Slater, asisten direktur Kantor Lapangan FBI di Washington.
Menurut Alan E. Kohler Jr., asisten direktur FBI Divisi Kontraintelijen,”Ini hanya contoh lain dari upaya terus menerus Cina untuk mengejar informasi penting teknologi dan kebijakan AS untuk kepentingan nasionalnya. FBI dan mitra akan terus agresif membongkar upaya terselubung ini dan menuntut secara hukum orang-orang yang melanggar hukum kita.”