TEMPO.CO, Beirut - Pengantin asal Lebanon, Israa Seblani, 29 tahun, dan suaminya, Ahmad Subeih, mengaku sangat sedih dengan jatuhnya banyak korban jiwa dan luka akibat ledakan di Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Keduanya sedang berada di dalam kamar sebuah hotel saat ledakan besar itu terjadi. 135 orang meninggal dunia akibat ledakan ini dan sekitar 4 ribu orang terluka.
Ledakan berasal dari gudang berisi Amonium Nitrat sebanyak 2.750 ton, yang tersimpan di dalam sebuah gudang di pelabuhan dekat Beirut Pusat.
“Saat kami tersadar dan melihat kerusakan yang terjadi, satu hal yang kami ingat adalah kami berterima kasih kepada Tuhan kami masih hidup,” kata Seblani, yang merupakan seorang dokter dan berpraktek di Amerika Serikat pada Kamis, 6 Agustus 2020, seperti dilansir Channel News Asia dari Reuters.
Seblani melanjutkan,”Tapi saya merasa sedih dengan apa yang terjadi pada orang-orang lain dan apa yang terjadi pada Lebanon.”
Setelah menenangkan diri, Ahmad Subeih mengajak Seblani agar melanjutkan acara pernikahan mereka. “Kami melanjutkan dengan santap malam,” kata Seblani.
Subeih ingat saat dia kembali ke kamar hotel, yang rusak akibat dampak dari ledakan itu.
“Suasana di dalam kamar benar-benar kacau,” kata dia. Subeih sedang menunggu permohonan visa untuk mengikuti istrinya tinggal di Amerika Serikat.
Seblani mengaku senang dengan Lebanon. Namun, setelah apa yang terjadi pada Selasa kemarin, tinggal di Lebanon tidak memungkinkan.
“Ada banyak kerusakan, orang-orang meninggal dan terluka. Namun, saya, suami dan fotografer selamat tanpa luka dari kejadian itu. Kami berterima kasih kepada Tuhan, yang telah melindungi kami,” kata dia.
Ledakan ini terjadi di sebuah gudang di pelabuhan dekat area Beirut Pusat, Lebanon. Gudang itu berisi Amonium Nitrat sebanyak sekitar 2.750 ton, yang disimpan di lokasi gudang selama enam tahun terakhir. Sebanyak 135 orang meniggal dunia dan sekitar 4 ribu orang terluka begitu dilansir Reuters.