TEMPO.CO, Jakarta - Setelah ditinggal Nadiem Makarim, perusahaan teknologi Gojek saat ini dinakhodai oleh dua pemimpin penerusnya, yakni Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. Dua kolega Nadiem tersebut merupakan suksesor Gojek sejak perusahaan dirintis.
Saat mengisi program wawancara Ini Budi di fitur live Instagram Tempo.co, Andre mengakui kini dirinya menjalankan strategi kepempinan ganda putra dengan Kevin. "Saya dan Kevin sudah kerja bareng lima tahun lalu dan kekurangan serta kelebihan, kami saling melengkapi. Istilahnya seperti ganda putra," tutur Andre, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Strategi berbagi peran antara Andre dan Kevin sudah berlangsung sejak Nadiem masih memimpin Gojek. Hal itu pun dijalankan sampai saat ini.
Kevin, kata Andre, lebih banyak berfokus pada produk-produk untuk konsumen dan sisi engineering atau teknik serta teknologinya. Sedangkan Andre berfous pada lini bisnis dan fund raising atau pengumpulan dana.
Menurut Andre, untuk memimpin Gojek sebagai perusahaan multiaplikasi yang saat ini sudah bertumbuh menjadi decacorn--perusahaan dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar--perlu kerja sama yang kuat. "Jadi untuk satu orang handle semua itu sudah susah. Kami menyadari bisnis Gojek semakin luas," tuturnya.
Pada Oktober 2019 lalu, Nadiem ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Praktis, ia lalu menanggalkan jabatannya di Gojek.
Kepada Tempo, Ferbuari lalu, ia mengungkapkan bagaimana ia mendapat kepercayaan dari Jokowi untuk menduduki kursi menteri. "Kenapa alasannya saya sama pak presiden bisa menjalin kepercayaan, itu karena satu hal. Satu, saya udah buktiin di luar. Saya sudah menciptakan 2,5 juta pekerjaan," kata Nadiem.
Nadiem mengatakan hampir tak ada program yang menciptakan 2,5 juta lapangan pekerjaan seperti Gojek, aplikasi layanan angkutan ojek online yang diciptakannya. "Jadi saya ada trust-nya dari Pak Jokowi, wah kerja ini udah nyata. Proven (terbukti)," kata pendiri Gojek ini.
FRISKI RIANA
Baca juga: Bos Gojek Buka-bukaan Soal Rumor Strategi Investasi 'Bakar Uang'