TEMPO.CO, Jakarta - Kembali turunnya harga emas ke bawah level US$ 2.000 per troy ounce usai sentimen penemuan vaksin Covid-19 oleh Rusia ternyata berimbas pada pergerakan investor yang bersiap masuk ke pasar saham.
Senior Resource Analyst MineLife Pty. Gavin Wendt menyampaikan ketika harga emas menyentuh US$ 2.000 telah banyak investor yang melakukan aksi ambil untung (profit taking). “Kemudian muncul berita tadi malam mengenai vaksin Covid-19 di Rusia, investor langsung menjual emas dan bersiap masuk ke saham. Ini permainan berisiko tinggi,” kata Wendt seperti dikutip Bloomberg, Rabu, 12 Agustus 2020.
Seperti diketahui, data Bloomberg pada pukul 10.09 WIB hari ini menunjukkan harga emas beserta komoditas turunannya terpantau melemah. Harga emas spot turun 1,18 persen menjadi US$ 1.889 per troy ounce. Selanjutnya, harga emas berjangka Comex kontrak pengiriman Desember 2020 merosot 2,47 persen menjadi US$ 1.898 per troy ounce.
Harga komoditas turunan emas seperti platinum juga melemah 0,93 persen menjadi US$ 922,55 per troy ounce dan harga perak berjangka Comex kontrak pengiriman September 2020 anjlok 7,71 persen ke level US$ 24,04 per troy ounce.
Depresiasi harga emas pada hari ini melanjutkan tren penurunan yang terjadi sejak Selasa lalu, 11 Agustus 2020. Harga logam aset safe haven telah anjlok lebih dari 5 persen pada awal pekan ini seiring dengan yield obligasi di AS yang kian meningkat melebihi 10 basis poin.