TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengatakan, telah mematuhi aturan tidak menggunakan jasa konsultan dalam tahap bidding Olimpiade 2032.
Menurut Oktohari, petunjuk itu dikeluarkan langsung oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebagai upaya menekan biaya pencalonan sebagai tuan rumah.
"Yang dilarang itu konsultan besar karena itu biayanya tinggi. Semangat IOC itu untuk menekan biaya. Kita tidak pakai konsultan, kita pakai representatif," kata Oktohari saat dihubungi Tempo, Selasa, 22 September 2020.
Menurut dia, penggunaan jasa representatif di Swiss sebagai upaya memperlancar komunikasi dengan IOC. Oktohari pun menyebutkan penggunaan representatif sudah mendapat lampu hijau dari lembaga pimpinan Thomas Bach itu. "Karena untuk bangun komunikasi dengan IOC sulit, kebetulan kita ada representatif yang ada di Swiss mereka yang konsultasi langsung IOC," ucap dia.
Oktohari yang juga wakil Presiden Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) menyampaikan tim representatif Indonesia bakal datang ke Jakarta paling lambat awal Oktober mendatang. Tim memandu KOI untuk menyusun materi bidding yang bakal dipresentasikan kepada IOC. "Materinya lagi disusun supaya melibatkan semua pihak terkait," katanya.
Pasca penyusunan materi presentasi, Oktohari bakal menjadwalkan kunjungan langsung ke Kantor IOC di Swiss. Mengenai waktu, ia masih menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan bahwa Indonesia tetap mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032. Sekretaris Kemenpora, Gatot S, Dewa Broto, mengatakan penundaan Olimpiade 2020 Tokyo tak mempengaruhi rencana Indonesia mengajukan diri sebagai calon tuan rumah multiajang terakbar dunia ini pada 2032.
"Sebetulnya tidak ada pengaruh langsung untuk bidding. Bahkan di pihak kita kalau sesuai jadwal di Tokyo akan sulit untuk promosi, karena kita belum resmi sebagai calon tuan rumah," kata Gatot dalam video conference, Senin, 30 Maret 2020.
Surat resmi pengajuan pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032 sudah diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada IOC pada 11 Februari 2019. Gatot menegaskan penundaan Olimpiade Tokyo, justru akan memberi Indonesia keuntungan dari segi persiapan promosi. "Sehingga, kondisi ini justru akan lebih banyak memberi fleksibilitas sebagai peserta untuk promosi. Di Tokyo justru akan banyak keterbatasan (untuk saat ini)," ujarnya.
IRSYAN HASYIM