TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan dia telah menyerahkan kepada Raja dokumen yang menyatakan parlemen memberikan dukungan kuat pada dirinya untuk membentuk pemerintahan. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin harus mundur dari jabatannya.
CNN melaporkan, Anwar mengatakan dia mendapat dukungan lebih dari 120 anggota parlemen dari 222 anggota parlemen. Ini pertama kali jumlah dukungan parlemen pada dirinya disampaikan terbuka sejak Anwar pada September lalu saat dia mengklaim mendapat dukungan mayoritas di parlemen untuk membentuk pemerintahan.
Selanjutnya, Anwar menyerahkan keputusan pada Raja Al-Sultan Abdullah seraya menegaskan, Muhyiddin kehilangan suara mayoritas dan harus mundur.
"Saya mendesak semua pihak untuk memberikan ruang kepada raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya berdasarkan konstitusi, dan memeriksa dokumen dan memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan dan pandangan mereka," kata Anwar kepada wartawan usai bertemu Raja.
Raja Malaysia berwenang menunjuk perdana menteri yang menurut pandangannya mewakili mayoritas. Raja juga beerwenang membubarkan parlemen dan memberikan saran kepada perdana menteri untuk mengadakan pemilu.
Berbeda dengan pernyataan Anwar Ibrahim, pihak kerajaan justru membantah pemimpin oposisi Malaysia itu memberikan daftar nama orang-orang yang mendukungnya di parlemen kepada Raja saat bertemu hari ini, 13 Oktober 2020.
"Dalam pertemuan ini, Anwar menunjukkan jumlah anggota parlemen yang dia klaim mendukungnya. Namun dia tidak menunjukkan daftar nama anggota parlemen yang mendukungnya. Sehubungan dengan itu, Raja menasehati Anwar untuk mematuhi dan menghormati proses hukum sesuai dengan konstitusi Federal," kata Ahmad Fadil Shamsuddin, Kepala Rumah Tangga Kerajaan Malaysia, seperti dikutip dari Channel News Asia.