TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak kurang 600 armada Jip Lava Tour Merapi Kabupaten Sleman siap menyambut kunjungan wisatawan di masa libur panjang cuti bersama pada 28 Oktober sampai 1 November nanti.
Momen liburan yang masih di masa pandemi Covid-19 ini disambut gembira pelaku wisata di lereng Gunung Merapi itu setelah hampir tujuh bulan sektor pariwisata di sana babak belur akibat pandemi.
“Sebenarnya armada kami totalnya ada 850-an unit jip, namun yang bisa turun mungkin hanya 600-an unit saat libur cuti bersama nanti,” ujar Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur, Bambang Sugeng kepada Tempo, Jumat, 23 Oktober 2020.
Ratusan jip itu seluruhnya tersebar atau berhimpun setidaknya di 29 komunitas. Bambang mengatakan sejak wisata meredup dan kawasan lereng Merapi sepi kunjungan para pelaku jip wisata itu pun sebagian besar menyambung hidup dengan beralih profesi.
Hingga Oktober ini, sebagian dari mereka masih belum menekuni penuh jip wisata itu karena kunjungan wisata juga masih belum pulih sepenuhnya. Padahal sebelum pandemi, satu sopir bisa mengantongi Rp 100-200 ribu setiap harinya dari kunjungan.
Untuk menyambung hidup saat wabah, sebagian sopir jip Merapi lalu beralih menjadi tukang batu dan bidang penambangan pasir untuk dijual sebagai material bangunan. Tak sedikit pula yang kembali bertani yang hasilnya kemudian dijual ke pasar.
Bambang mengatakan para sopir yang sebagian besar sudah memegang sertifikasi sebagai pelaku usaha wisata bidang transportasi itu, kini telah siap kembali menyambut kebangkitan sektor wisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Misalnya saat beroperasi, setiap armada jip yang biasanya bisa diisi sampai lima atau enam orang, kini satu armada hanya bisa diisi maksimal empat orang termasuk sopir.
Untuk liburan cuti bersama ini, asosiasi jip Merapi sendiri sudah membuat sejumlah paket dengan rentang harga Rp 350-500 ribu tergantung rute yang dipilih wisatawan. “Tarif dan rute tidak berubah, sama seperti sebelum ada pandemi,” kata Bambang.
Selama ini, untuk jip wisata Merapi, asosiasi menerapkan tiga kategori rute yakni short, medium dan long. Untuk kategori short, tarifnya Rp 350 ribu dengan rute melewati museum bekas rumah yang terkena erupsi Gunung Merapi, Batu Alien dan bungker.
Sedang rute kategori medium, tarifnya Rp 450 ribu meliputi objek sama dengan kategori short, namun ditambah antara petilasan almarhum Mbah Marijan atau mantan juru kunci Gunung Merapi serta wisata air.
Sedangkan paling mahal tarifnya untuk kategori long, yakni Rp 550 ribu meliputi semua titik yang ada di kategori short dan medium.
Bambang menuturkan meski Oktober ini cuaca cenderung rentan hujan, namun bukan kendala untuk kembali menggeliat. “Kami sudah persiapkan semuanya misalnya saat berwisata terjadi hujan, karena setiap armada sudah dilengkapi pengaman termasuk terpal,” ujarnya.
Adapun Ketua Pengelola Taman Tebing Breksi Sleman Yogyakarta Kholiq Widiyanto menuturkan selama bulan Oktober ini, ada paket khusus jika wisatawan menggunakan layanan jip wisata di kawasan Tebing Breksi. Dalam paket bernama ‘Promo Oktober Gembira’ itu tarif layanan jip Tebing Breksi dari harga normal Rp 310 ribu dipangkas hanya menjadi Rp 270 ribu khusus untuk trip short atau pendek.
Rutenya meliputi kawasan wisata Tebing Breksi–Candi Banyunibo-Tebing Banyunibo-Selo Langit-Batu Papal-Candi Ijo- Finish di Tebing Breksi.