Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebab Sudah Bekerja Banting Tulang tapi Tak Juga Kaya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi buku tabungan. Shutterstock
Ilustrasi buku tabungan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tujuan bekerja dalah mencari nafkah dan penghasilan. Namun, bagaimana bila sudah bekerja keras uang tidak terkumpul juga. Jika sudah seperti ini, waktunya untuk mencari faktor penyebab masalah tersebut.

Ini adalah waktu yang tepat untuk terlepas dari problematika ekonomi diri sendiri, terutama menghentikan kebiasaan membuang uang untuk membeli barang-barang tidak penting. Melansir dari Vice.com, terlepas dari seberapa banyak atau sedikit uang, hubungan setiap orang dengan uang itu kompleks dan emosional.

Karena itu, harus dihentikan kebiasaan sembrono membuang uang secara percuma. Berikut beberapa faktor mengapa Anda sulit menabung.

Mengikuti kemauan sendiri
Banyak pekerja cukup beruntung bisa membayar semua kebutuhan pokok dan memiliki sisa uang tunai. Seharusnya, dengan pemasukan tersebut mudah untuk mengutamakan masa depan dengan terus mengisi tabungan. Namun, tidak selalu demikian karena kemauan menabung tidak ada. Keinginan untuk konsumtif lebih tinggi.

Belanja obat stres
Belanja dianggap sebagai pemecahan masalah saat stres. Belanja bisa terasa produktif ketika ada masalah yang ingin diselesaikan. Dengan membeli sesuatu dapat memberi tambahan tenaga bagi beberapa orang. Meskipun sadar sudah sering berbelanja untuk meningkatkan suasana hati, ada baiknya untuk menyadari fakta berbelanja untuk memecahkan masalah adalah menimbulkan masalah baru.

Baca juga: Mau Jadi Karyawan Terbaik, Ikuti Langkah Berikut

Tidak memperhatikan jumlah uang
Terlalu banyak memperkirakan jumlah uang yang ingin ditabung adalah cara mudah lain untuk membuat diri kecewa dan bersalah, apalagi jika jumlahnya sedikit. Hal itu akan membuat malas mengecek uang sendiri sehingga tidak pernah tahu jumlah pasti saldo yang tersisa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Banyak orang Amerika hidup dari gaji ke gaji, bukan karena tidak bertanggung jawab tetapi karena gaji tidak cukup besar. Ini diperburuk dengan stagnasi upah, kekurangan perumahan yang terjangkau, dan kesenjangan upah berdasarkan gender dan ras,” kata Joy Liu, pelatih keuangan bersertifikat di The Financial Gym.

Jadi, sebelum mulai menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat menabung sejumlah uang setiap minggu atau bulan, lihatlah keuangan Anda. Lalu realistislah tentang berapa banyak yang perlu dikeluarkan untuk bertahan, termasuk pengeluaran untuk hal-hal yang penting secara literal, seperti hobi , komitmen sosial, dan hal lain yang benar-benar membuat bahagia.

Dalam melakukan latihan ini, Anda mungkin menyadari sebenarnya tidak memiliki banyak uang dalam anggaran untuk dapat menabung. Namun, jika dapat mengurangi pengeluaran besar atau mencari sumber uang tambahan, itu mungkin membantu. Tetapi melakukan salah satu dari hal-hal itu mungkin tidak mungkin dilakukan saat ini. Bahkan, jika akhirnya mengetahui tidak memiliki cukup uang untuk menabung banyak.

Karena itu, harus mengetahui dengan tepat ke mana perginya uang setiap bulan. Kemudian, buatlah anggaran dana untuk beberapa hal untuk kebutuhan pokok dan tabungan. Ramit Sethi, penulis I Will Teach You to Be Rich, mengatakan Anda tidak perlu khawatir menjadi terlalu terperinci tentang bagaimana menghabiskan uang. Intinya, pengeluaran seperti restoran, Uber, dan perawatan kulit semuanya dapat berasal dari bagian anggaran. Daripada menganggarkan hal-hal tersebut di akhir ketika sudah kehabisan uang, lebih baik semuanya dilakukan sejak awal.

Menganggap berada di situasi keuangan yang sama dengan teman
Kebanyakan orang memiliki teman yang menghasilkan lebih banyak uang. Namun, penting juga untuk diingat, bahkan rekan kerja yang memiliki pekerjaan serupa dengan dan yang tinggal di lingkungan yang sama mungkin memiliki situasi keuangan yang sangat berbeda dari kita. Tanpa mengakui fakta ini, mudah untuk berasumsi Anda harus membeli, melakukan, dan menabung sebanyak orang yang dibandingkan.

Tidak peduli uang
Mungkin Anda pernah membuat kesalahan besar tentang uang di masa lalu atau tumbuh dewasa dengan diberi tahu tentang membuat keputusan keuangan yang buruk. Dengan begitu, uang menjadi sesuatu yang tidak penting lagi untuk kelangsungan hidup. Gaji hasil bekerja hanya akan sekedar mampir ke dalam rekening. Bagaimana pun juga, ketahuilah bila kebiasaan terburuk pun dapat diabaikan dan diganti dengan yang lebih baik.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

5 jam lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.


Gibran Wakil Presiden Terpilih, Berapa Gaji dan Tunjangannya?

8 jam lalu

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024. Foto Sekretariat Wakil Presiden
Gibran Wakil Presiden Terpilih, Berapa Gaji dan Tunjangannya?

Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi mengumumkan Prabowo-Gibran sebagai presiden-wakil presiden terpilih. Berapa gaji dan tunjangan Gibran?


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

12 jam lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

15 jam lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

15 jam lalu

UOB Media Literacy Circle bersama dengan OJK dan Pendiri Sekolah Cikal mengenai literasi keuangan bagi generasi muda, termasuk mengenai Pinjol pada 24 April 2024/UOB
Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.


KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

2 hari lalu

Sejumlah massa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok membawa miniatur keranda berkain putih bertuliskan 'Matinya Demokrasi' saat menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor KPU Depok, Jawa Barat, Rabu, 6 Maret 2024. Aksi tersebut buntut dari temuan dugaan penggelembungan suara saat rekapitulasi suara di panitia pemilihan kecamatan (PPK) guna meningkatkan suara salah satu caleg DPR RI Dapil VI dari partai lain dan berharap agar KPU Kota Depok tegas menjunjung netralitas hingga integritas agar pesta demokrasi yang jujur dan adil. TEMPO/M Taufan Rengganis
KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

Ketua KPU Depok, Wili Sumarlin mengatakan Depok memiliki 11 kecamatan, sehingga kebutuhan PPK 55 anggota. Tiap kecamatan 5 orang.


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

2 hari lalu

Ilustrasi belanja / kelas menengah. ANTARA/Adwit B Pramono
OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

3 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK