TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di tengah tekanan pada perekonomian di seluruh dunia akibat pandemi COVID-19, industri halal masih mampu mencatatkan kinerja positif. Industri ini tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,2 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019 sebelum pandemi yaitu 2,3 persen. "Secara global, pengeluaran untuk produk-produk halal tahun 2019 sebelum COVID-19 terjadi terutama untuk produk makanan, farmasi, kosmetik, fashion juga travel secara global mencapai 2,02 triliun dolar Amerika Serikat," kata Sri Mulyani dalam sambutannya di sela peluncuran program Unilever Muslim Centre of Excellence pada Kamis 8 April 2021.
Baca: Di Depan Unilever, Sri Mulyani Bicara USD 2,02 T Belanja Produk Halal Dunia
Menurut Sri Mulyani, fakta ini menggambarkan potensi pasar produk halal yang diminati banyak konsumen seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang termasuk dalam kelompok G20 dan memiliki banyak penduduk muslim bisa melihat potensi ini untuk mengembangkan industri-industri yang bisa memenuhi keinginan baik untuk Indonesia sendiri maupun untuk pasar global.
Dia menyambut baik adanya program kolaborasi lintas sektor yang mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, dalam rangka mewujudkan sisi Indonesia maju sebagai pusat ekonomi syariah dunia. "(Muslim Centre of Excellence) ini merupakan sebuah inisiatif dari industri yang sangat positif di dalam rangka untuk memperkuat ekosistem dari industri halal di Indonesia dan memperkuat kemampuan serta kapasitas dari industri termasuk UMKM dalam memproduksi produk-produk yang sesuai dengan preferensi kelompok muslim," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap program kerja sama antara Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan dunia usaha bisa terus mengembangkan ekosistem industri halal di Indonesia sekaligus memperkuat dari sisi pelaku usaha industri kecil dengan industri besar kemudian dengan tujuan pasarnya.
Baca Juga:
Direktur Eksekutif KNEKS, Ventje Rahardjo berharap kerja sama lintas sektor ini akan memperkuat tujuan Indonesia sebagai pusat produsen halal. KNEKS akan terus menjalankan peran sebagai konsolidator agar terjalin kerja sama sinergi yang baik dan berkesinambungan di antara para stakeholder baik pemerintah, pelaku usaha, kalangan akademisi dan masyarakat dalam membangun ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia.
Peluncuran Muslim Centre of Excellence pada 8 April 2021/Unilever
Muslim Centre of Excellence diharapkan menjadi pusat inovasi yang mencakup pada riset serta inovasi produk halal serta pengembangan dan akselerasi program-program pemberdayaan masyarakat muslim dengan mengedepankan pentingnya literasi ekonomi dan keuangan syariah, gaya hidup halal serta mendorong program-program pemberdayaan berbasis masyarakat. "Program ini diharapkan mampu menjadi salah satu penggerak kemajuan ekonomi syariah nasional dan mempercepat perkembangan bisnis-bisnis pendukung industri halal lainnya di Indonesia," kata Ventje.
Anggota Dewan Penasihat Unilever Muslim Centre of Excellence Adiwarman Azwar Karim mengatakan seiring meningkatnya tren gaya hidup halal di berbagai belahan dunia, salah satu hal yang paling penting dari proses ini adalah interaksi pihak produsen dengan ahli syariah. "Penelitian, pengujian dan kunjungan lapangan harus dilakukan berdampingan dengan para ahli agar produsen dapat memiliki pengetahuan yang lebih mendalam akan fiqhus-syariah atau ilmu fiqih terkait syariah dan fiqhul-waqi atau pemahaman yang detail dan benar mengenai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat," katanya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan kolaborasi antara KNEKS dan MUI diharapkan dapat mengikutsertakan para pelaku UMKM dalam mencapai Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia. "Bahkan mendorong produk UMKM untuk masuk ke rantai pasok dan rantai nilai produk halal global," kata Teten yang berharap ada transfer teknologi dan pengetahuan untuk pengembangan UMKM Indonesia khususnya dalam industri halal.
ANTARA