Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Cahaya di Langit Kota Malang Setelah Gempa, BMKG: Pembiasan

Reporter

image-gnews
Warga mengabadikan langit di Kota Malang setelah gempa berskala 6,1 M terjadi Sabtu (10/4) siang. Foto: Istimewa
Warga mengabadikan langit di Kota Malang setelah gempa berskala 6,1 M terjadi Sabtu (10/4) siang. Foto: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah video viral di media sosial dan grup-grup perpesanan segera setelah peritiwa gempa bumi dari selatan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu siang lalu, 10 April 2021. Satu di antaranya adalah video yang merekam cahaya kemerahan tersembul dari balik gumpalan awan di langit.

Narasi yang menyertai menyebut video direkam di Kota Malang setelah heboh guncangan gempa pada Sabtu siang. Dalam video berdurasi 13 detik tersebut terdengar suara beberapa warga yang bertanya-tanya tanda apa yang nampak di langit. 

Dimintai tanggapan atas isi video itu, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hari Tirto Djatmiko menegaskan kalau cahaya tersebut tak memiliki kaitan dengan kejadian gempa. Dia mencermati apa yang tampak dalam video adalah pembentukan dan pertumbuhan awan konvektif Cumulus menjadi Cumulonimbus.

"Sedangkan cahaya yang tampak di belakang awan tersebut merupakan pembiasan cahaya dari sinar matahari yang tertutup oleh awan," katanya lewat pesan WhatsApp, Minggu 11 Januari 2021.

Menurut Hari, kondisi yang sama (pembiasan) yang membawa berbagai macam jenis gelombang panjang, salah satunya, cahaya tampak. Seperti diketahui, dia menambahkan, panjang gelombang dari cahaya matahari yang masuk ke Bumi dihalau dan disaring oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer dan sekitar awan-awan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gelombang tersebut yang saat kondisi cuaca cerah-berawan disertai pembentukan dan pertumbuhan awan-awan konvektif kemudian berinteraksi dengan partikel-partikel penyusun yang ada di atmosfer dan kemudian menghasilkan penghamburan cahaya.

Baca juga:
Guncangan Susulan dari Gempa Malang, Ini Kata BMKG

Semakin rendah panjang gelombang cahaya tampak yang mendominasi maka semakin banyak gelombang cahaya merah dan kuning yang dihamburkan. "Sehingga kondisi langit yang tampak dan terlihat oleh mata kita berwarna merah dan kuning di sekitar awan tersebut," katanya merujuk pada penyebab peristiwa di langit Malang dalam video.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyeberangan Masih Padat, BMKG Ingatkan Soal Ketinggian Gelombang Laut

4 jam lalu

Foto udara kendaraan Pemudik menunggu untuk menaiki kapal di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu, 6 April 2024. Puncak arus mudik Idul Fitri 1445 Hijriah, tiket penyeberangan rute Merak (Banten) - Bakauheni (Lampung) mulai Sabtu (6/4) sampai dengan 8 April 2024 pukul 23.59 telah terjual habis. TEMPO/M Taufan Rengganis
Penyeberangan Masih Padat, BMKG Ingatkan Soal Ketinggian Gelombang Laut

BMKG terbitkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 2,5 meter di beberapa wilayah perairan.


Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

5 jam lalu

Tangkapan layar peta Siklon Tropis Freddy pada Selasa, 7 Februari 2023. Siklon tropis ini berada di Samudera Hindia selatan Bali. (ANTARA/HO-BMKG)
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

Sejumlah fenomena atmosfer dikhawatirkan memicu cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.


5 Cara Mencegah Penyebaran Misinformasi dan Hoax di WhatsApp

9 jam lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
5 Cara Mencegah Penyebaran Misinformasi dan Hoax di WhatsApp

Sangat penting untuk memahami dan menerapkan langkah-langkah yang efektif dalam mencegah penyebaran misinformasi di WhatsApp.


Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

10 jam lalu

Pusat gempa di Bayah, Banten. Foto : BMKG
Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

Gempa tektonik bermagnitudo 4,7 mengguncang daerah Bayah Provinsi Banten, Selasa 16 April 2024 pada pukul 10.18 WIB. Getaran gempanya terasa hingga Kabupaten Sukabumi.


Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

10 jam lalu

Peta pusat gempa tektonik M5,0 di Laut Banda, Alor, NTT, Selasa pagi 16 April 2024.  Istimewa
Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tektonik berkekuatan M5,0 mengguncang dari wilayah Laut Banda pada Selasa pagi, 16 April 2024, sekitar pukul 10.07.15 WIB.


Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

14 jam lalu

Xiaomi HyperOS. Foto : Xiaomiui
Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 16 April 2024, dipuncaki berita informasi 3 cara instal HyperOS di perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco.


BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

14 jam lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?


Cuti Bersama Lebaran Telah Usai, Ini Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini

15 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Cuti Bersama Lebaran Telah Usai, Ini Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebut langit Jakarta didominasi cerah berawan sepanjang hari ini, Selasa 16 April 2024. Tapi ...


Puncak Arus Balik Lebaran, Langit Merak-Bakauheni Berawan Tebal

1 hari lalu

Pemudik pejalan kaki berada di gang way menuju kapal di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu, 6 April 2024. Para pemudik tersebut memilih perjalanan penyeberangan di malam hari guna menghindari kondisi panas dan terik cuaca saat siang hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puncak Arus Balik Lebaran, Langit Merak-Bakauheni Berawan Tebal

Cuaca di perairan Merak-Bakauheni berawan tebal pada H+5 Lebaran 2024. Tinggi gelombang aman untuk pelayaran feri ASDP.


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.