Istilah Hijab dan Jilbab Tak Sama, Ini Penjelasan Perbedaannya

Reporter

Ilustrasi perempuan berhijab. (Unsplash/Ahmad Azwan Azman)
Ilustrasi perempuan berhijab. (Unsplash/Ahmad Azwan Azman)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan hijrah publik figur terkait tampilan barunya selalu ramai dibahas. Ada perbedaan istilah hijab dan jilbab yang sering disebutkan, namun masih makna kurang tepat.

Hijab dimaknai sebagai as sitr yakni penutup, maksudnya mengalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. Dalam penjelasan Al Munawi, ia mengumpamakan sebuah pintu di mana menghalangi orang masuk. Tak lepas pula penerapan maknanya, hijab dimaknai segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi dan terlarang untuk dilihatkan (aurat).

Dengan kesimpulan bahwa hijab berarti mencakup semua yang tujuannya menutupi aurat seperti perhiasan wanita, lekuk tubuh mulai ujung kaki sampai ujung kaki.

Kemudian di dalam hijab itu sendiri terdapat pula unsur istilah yang disebut khimar.  Lantas, apakah itu khimar? Mulanya kemunculan kata khimar ini telah disampaikan Allah SWT dalam wahyu di dalam Alquran surah An Nuur ayat 31 yang artinya “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menjulurkan khimar ke dadanya.”

Tak sampai di situ, makna potongan ayat yang berarti “Hendaklah mereka menjulurkan khimar ke dadanya,” dijelaskan dalam Tafsir Jalalain yang bunyinya “yaitu menutup kepala-kepala, leher-leher dan dada-dada mereka dengan qina’ ”.Maka mudahnya, khimar dimaknai sesuatu hal bagi wanita yang berfungsi untuk menutupi kepala wanita, misalnya  seperti kerudung. Dan ada pun sifat kerudung disampaikan oleh Ibnu Katsir yakni memiliki ujung-ujung, menjulur hingga ke dada dan menutupi permukaan dada dan payudara, hal ini seperti yang dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, 6/46.

Dan istilah umum yang sering digunakan dan disandarkan kepada wanita muslimah yakni pengguna “Jilbab”. Kata jilbab sendiri terdapat dalam Alquran surah Al-ahzab ayat 59 yang bunyi  “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…”

Makna jilbab yang dijelaskan oleh Asy Syaukani dam kitabnya Fathul Qadir menyandarkan pada sebuah hadis shahih dari hadits Ummu Athiyyah, yang mengatakan: ‘Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab. Lalu Rasulullah menjawab: ‘hendaknya ada dari kalian yang menutupi saudarinya dengan jilbabnya‘. Al Wahidi mengatakan: ‘menurut para ulama tafsir jilbab digunakan untuk menutupi wajah dan kepala mereka kecuali satu matanya saja, sehingga diketahui mereka adalah wanita merdeka sehingga tidak diganggu orang’. Qatadah mengatakan: ‘jilbab itu menutupi dengan kencang bagian kening, dan menutupi dengan ringan bagian hidung. Walaupun matanya tetap terlihat, namun jilbab itu menutupi dada dan mayoritas wajah’” (Fathul Qadir, 4/350).

Singkatnya, jilbab diartikan sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita, Jilbab adalah penutup wajah dan kepala mereka kecuali bagian matanya saja. Scara bahsa disebut sebagai rida‘ yakni selendang untuk menutupi bagian atas yang dipakai di atas khimar. Jika melihat di lingkunagn sekitar kita ini penggunaan jilbab pada umumnya laiknya seseorang yang menggunakan semacam cadar.

Kesimpulannya, pengguna istilah hijab berarti usaha menutupi tubuhnya, perhiasan dan aurat wanita, di mana wanita muslimah tersebut menggunakan khimar, juga jilbab penutup sebagian kepalanya dengan ikhlas. 

TIKA AYU

Baca: Tips fashion: 6 Tren Hijab yang Muncul Selama Pandemi