Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Bisa Sebab Epilepsi Karena Keturunan Genetik?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi, dan terkadang kehilangan kesadaran. Siapapun bisa terkena epilepsi, baik pria maupun wanita tanpa melihat ras, latar belakang etnis, maupun usia.

Gejala kejang dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka. Mengalami kejang tunggal tidak berarti Anda menderita epilepsi. Setidaknya dua kejang tak beralasan umumnya diperlukan untuk diagnosis epilepsi.

Dilansir dari Epilepsy.com, berikut merupakan hal yang dapat menyebabkan epilepsi:

  1. Beberapa orang tanpa penyebab epilepsi yang diketahui mungkin memiliki bentuk genetik dari epilepsi. Satu atau lebih gen dapat menyebabkan epilepsi atau epilepsi mungkin disebabkan oleh cara kerja beberapa gen di otak. Hubungan antara gen dan kejang bisa sangat kompleks dan pengujian genetik belum tersedia untuk banyak bentuk epilepsi.
    Sekitar 3 dari 10 orang mengalami perubahan dalam struktur otak mereka yang menyebabkan badai kejang listrik.
  2. Beberapa anak kecil mungkin dilahirkan dengan perubahan struktural di area otak yang menimbulkan kejang. Sekitar 3 dari 10 anak dengan gangguan spektrum autisme mungkin juga mengalami kejang. Penyebab pasti dan hubungannya masih belum jelas.
  3. Infeksi otak juga merupakan penyebab umum epilepsi. Infeksi awal diobati dengan obat-obatan, tetapi infeksi dapat meninggalkan jaringan parut di otak yang menyebabkan kejang di lain waktu.
  4. Orang-orang dari segala usia dapat mengalami cedera kepala, meskipun cedera kepala parah paling sering terjadi pada orang dewasa muda.
  5. Pada usia paruh baya, stroke, tumor, dan cedera lebih sering terjadi.
  6. Pada orang di atas 65 tahun, stroke adalah penyebab paling umum dari kejang onset baru. Kondisi lain seperti penyakit Alzheimer atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak juga dapat menyebabkan kejang.

Dikutip dari Uchicacomedicine.org, para ahli percaya bahwa dalam banyak kasus, kecenderungan genetik yang dikombinasikan dengan kondisi lingkungan dapat menyebabkan epilepsi.

Sekitar 30 sampai 40 persen epilepsi disebabkan oleh kecenderungan keturunan atau genetik. Kerabat tingkat pertama dari orang dengan epilepsi yang diturunkan memiliki risiko dua hingga empat kali lipat terkena epilepsi. Meskipun ada beberapa peningkatan risiko, penting untuk diingat bahwa risiko epilepsi secara keseluruhan pada anggota keluarga lainnya masih rendah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

VALMAI ALZENA KARLA 

Baca: 26 Maret Hari Epilepsi Internasional, Mengapa Disebut Purple Day?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

7 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

2 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

12 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

13 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

17 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

20 hari lalu

Hari Autis Internasional Seorang anak penderita autisme merangkai manik-manik untuk di jadikan gelang pada kampanye kegiatan Hari Peduli Autis Internasional di Anjungan Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, 2 April 2017. ANTARA
6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

20 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

21 hari lalu

Instruktur selancar menemani anak-anak yang berpartisipasi dalam program Surftismo, terapi alternatif untuk anak-anak dengan diagnosis gangguan spektrum autisme dengan menggunakan selancar, di Chiltiupan, El Salvador 14 Agustus 2022. REUTERS/Jose Cabezas
Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

Anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat. Berikut penjelasan pakar.