TEMPO.CO, Jakarta - Batagor adalah makanan khas Sunda yang cukup terkenal. Hidangan ini sama seperti somay tetapi bedanya yaitu cara memasak batagor adalah dengan cara digoreng. Selain itu, batagor biasanya dimakan menggunakan bumbu kacang serta kecap dan saus sambal sesuai selera yang menambah citarasa makanan yang satu ini. Namun tahukah Anda bahwa makanan ini memiliki sejarah yang cukup menarik?
Melansir dari Food Traveler Bandung, munculnya batagor bermula dari seorang pria bernama bernama Isan yang baru membuka sebuah usaha di rumah kontrakannya di gang Situ Saeu, Bandung pada awal tahun 1970-an. Isan merantau dari Purwokerto menuju Bandung untuk mencari pekerjaan. Tetapi setelah sampai di Bandung, ternyata mencari pekerjaan di Bandung cukup sulit. Karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, Isan pun menjadi pengangguran selama 3 bulan.
Karena tidak memiliki kegiatan, Isan memutuskan untuk ikut berjualan baso tahu keliling untuk mengisi waktu senggangnya. Selama bertahun-tahun berjualan baso keliling, Isan dihadapkan pada dagangannya yang masih tersisa. Ia tidak bisa menjual dagangannya untuk esok hari karena akan basi. Tetapi ia merasa berat apabila harus membuang dagangannya yang tak habis. Isan pun berpikir untuk menggoreng baso tahu kukusnya dan memberikan baso tersebut secara cuma-cuma.
Hal tersebut ia lakukan selama bertahun-tahun sampai pada suatu hari para tetangganya mulai ketagihan oleh baso goreng tersebut. Tetapi Isan tidak memiliki baso tahu sisa yang dapat ia berikan ke para tetangganya, lalu para tetangga memutuskan untuk membeli baso tahu goreng buatan Isan.
Lalu pada 1968, Isan mulai mengolah dan memasarkan bakso tahu goreng dengan sebutan batagor. Mulanya Isan membuat makanan khas sunda itu dalam dua tahap, mengukus kemudian menggorengnya. Namun Isan kewalahan mengolah batagor dalam dua tahap hingga akhirnya memutuskan untuk mengoreng langsung adonan yang mentah. Sampai saat ini, teknik pembuatan batagor tersebut pun terus dilakukan.
VALMAI ALZENA KARLA
Baca: Nama-nama Unik Kuliner Bandung, Tahukah Arti Cuanki dan Colenak?