TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta International Stadium menerapkan sistem Zero Run Off, yaitu meresapkan air hujan ke tanah untuk dialirkan melalui saluran air kota Jakarta Utara. Sistem ini membuat air hujan tidak menggenangi area sekitar stadion yang berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok tersebut.
"Jadi ketika ada air hujan atau limpasan, itu tidak akan membanjiri kawasan sekitar melainkan akan diresapkan di kawasan Jakarta International Stadium dan juga dialirkan melalui saluran kota," kata Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo atau Jakpro Arry Wibowo di Jakarta, Ahad, 12 September 2021.
Pembangunan stadion bertaraf internasional itu juga memperhitungkan debit hujan sepanjang tahun.
Sebagai bangunan dengan konsep hijau, beberapa sistem juga disebut memperhitungkan soal debit air yang dikeluarkan. Salah satunya adalah wastafel, keran tembok maupun pancuran di ruang ganti pemain nantinya akan dilengkapi dengan fitur berhenti otomatis. Setiap fitur diatur penggunaannya sesuai dengan standar umum. Misalnya standar penggunaan shower mesti di bawah sembilan liter per menit.
Jakpro juga akan membangun tangki penampungan air hujan dan penyulingannya. Nantinya air ini akan dimanfaatkan lagi untuk menyiram tanaman dan rumput lapangan, termasuk flushing toilet. Dengan sistem tersebut, Jakarta International Stadium bisa memenuhi salah satu parameter penilaian desan bangunan ramah lingkungan yakni konservasi air.
Jakarta International Stadium meraih predikat platinum dengan skor 91 untuk pengakuan green design recognition dari lembaga sertifikasi dari Dewan Lembaga Konsili Bangunan Hijau Indonesia (Green Building Council Indonesia/ GBCI).
Baca juga: Jakpro Klarifikasi Harga Sewa Lapangan Latih JIS Rp 4,2 Juta pada Akhir Pekan