TEMPO.CO, Jakarta - Naiknya kasus kematian karena virus Covid-19 pada ibu hamil membuat urgensinya makin meningkat. Melansir dari CDC Covid Data Tracker, terhitung dari 22 Januari hingga 20 September 2021, telah lebih dari 123 ribu kasus Covid-19 yang menginfeksi ibu hamil di Amerika Serikat.
Direktur CDC Dr Rochelle Walensky mengatakan, CDC mendorong semua ibu hamil dan ibu menyusui untuk mendapatkan vaksinasi agar terlindung dari Covid-19. Vaksin telah dinyatakan aman dan efektif. Selain itu, ia mengatakan bahwa hal ini sangat mendesak, karena bertujuan untuk menghadapi varian Delta yang sangat menular dan berdampak pada orang hamil yang tidak divaksinasi.
Analisis CDC menyatakan tidak adanya peningkatan risiko keguguran apabila melakukan vaksinasi di awal kehamilan. Keguguran biasanya terjadi pada sekitar 11-16 persen kehamilan, dan penelitian ini menemukan tingkat keguguran setelah menerima vaksin Covid-19 sekitar 13 persen, serupa dengan tingkat keguguran yang terjadi pada populasi umum.
Data dari tiga sistem pemantauan keamanan tidak menemukan masalah keamanan untuk ibu hamil yang divaksinasi di akhir kehamilan dan tidak berdampak pada bayinya. Menerima vaksin Covid-19 selama kehamilan menunjukkan bahwa manfaat menerima vaksin Covid-19 lebih besar daripada risikonya.
Dokter telah melihat jumlah ibu hamil yang terinfeksi virus Covid-19 meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Peningkatan sirkulasi varian Delta yang sangat menular ini antara lain rendahnya vaksinasi pada ibu hamil, dan peningkatan risiko penyakit berat dan komplikasi kehamilan terkait infeksi Covid-19 di antara orang hamil membuat vaksinasi untuk populasi ini makin mendesak dilakukan.
VALMAI ALZENA KARLA
#Jagajarak #Pakaimasker #Cucitangan
Baca: Kriteria Ibu Hamil yang Bisa Vaksinasi Covid-19 Menurut Dokter Reisa