Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Nyamuk Suka Menghisap Darah Manusia?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua spesies nyamuk menggigit dan menghisap darah manusia. Lalu, mengapa beberapa nyamuk suka menghisap darah manusia?

Dari sekitar 3.500 spesies nyamuk di seluruh dunia, hanya sedikit spesies yang menargetkan manusia secara khusus. "Nyamuk yang tinggal di dekat populasi manusia yang padat di kota-kota seperti Kumasi, Ghana, Ouagadougou, atau Burkina Faso, menunjukkan peningkatan keinginan untuk menggigit inang manusia," kata peneliti dari Princeton University, Noah Rose, seperti dikutip Tempo dari laman Science Daily, Kamis, 23 Juli 2020.

Tetapi, nyamuk-nyamuk itu hanya mengembangkan preferensi yang kuat untuk inang manusia di tempat dengan musim kemarau yang intens, khususnya di wilayah Sahel di mana curah hujan hanya terkonsentrasi dalam beberapa bulan dalam setahun.

"Kami pikir ini karena nyamuk di iklim ini sangat bergantung pada manusia dan penyimpanan air manusia untuk siklus hidupnya," jelas Rose. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal "Current Biology" ini, para peneliti telah mengidentifikasi dua faktor utama, secara evolusioner, nyamuk tertentu mulai menggigit manusia. 

Dua faktor utama itu adalah iklim kering dan kehidupan kota. Para peneliti melakukan penelitian tersebut di Afrika. Di tempat spesies ini berasal, masih banyak spesies nyamuk yang masih tidak suka menggigit manusia. 

Para peneliti melakukan percobaan dengan nyamuk Ae. Aegypti dari 27 lokasi yang tersebar di seluruh Afrika sub-Sahara. Mereka lalu menguji preferensi masing-masing populasi nyamuk untuk aroma manusia dibandingkan dengan hewan lain, seperti marmut dan burung puyuh 

Hasilnya, nyamuk yang tinggal di perkotaan yang padat lebih tertarik pada manusia daripada nyamuk yang berasal dari pedesaan atau tempat liar. Tatapi, hal ini hanya berlaku untuk kota-kota modern yang sangat padat sehingga tidak bisa dijadikan alasan awal mengapa populasi nyamuk Ae. aegypti berspesialisasi dalam menggigit manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari penelitian itu juga ditemukan iklim turut mempengaruhi perilaku nyamuk. Nyamuk yang tinggal di tempat dengan musim kemarau yang panjang menunjukkan preferensi yang kuat untuk menghisap darah manusia. 

"Saya juga terkejut bahwa iklim lebih penting daripada urbanisasi dalam menjelaskan variasi perilaku saat ini. Banyak nyamuk yang tinggal di kota cukup padat tidak terlalu suka menggigit inang manusia," ujar Rose.

Nyamuk lebih tertarik menggigit manusia hanya ketika kota-kota menjadi sangat padat atau terletak di tempat-tempat dengan musim kemarau yang lebih intens. Berdasarkan temuan mereka, para peneliti berusaha mencari bagaimana perubahan iklim jangka pendek dan pertumbuhan perkotaan membentuk perilaku nyamuk dalam waktu dekat.

Hasilnya, para peneliti memprediksi perubahan iklim dalam beberapa dekade mendatang diperkirakan tidak akan mendorong perubahan besar pada dinamika musim kemarau yang merupakan hal penting bagi nyamuk. Tetapi, urbanisasi yang cepat bisa mendorong lebih banyak nyamuk menggigit manusia di kota-kota di seluruh sub-sahara Afrika selama 30 tahun ke depan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Mengapa Gigitan Nyamuk Terasa Gatal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

1 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

2 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

5 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

5 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

5 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

10 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

14 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

16 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

19 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.