1 Ramadan Menunggu Sidang Isbat, Apakah Arti Isbat itu?

Reporter

Petugas Kementerian Agama Sumbar melakukan pemantauan hilal di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang, Sumatera Barat, Jumat, 22 Mei 2020. Berdasarkan hasil sidang isbat dari Kementerian Agama di Jakarta menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H jatuh pada Ahad, 24 Mei 2020. ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas Kementerian Agama Sumbar melakukan pemantauan hilal di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang, Sumatera Barat, Jumat, 22 Mei 2020. Berdasarkan hasil sidang isbat dari Kementerian Agama di Jakarta menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H jatuh pada Ahad, 24 Mei 2020. ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Ramadan, umat islam mulai mempertanyakan kapan waktu dimulainya puasa. Penentuan waktu yang tepat untuk melaksanakan Ibadah puasa salah satunya dilakukan melalui sidang isbat. Diketahui, sidang isbat untuk menentukan awal puasa Ramadan tahun ini akan dilakukan pada Jumat, 1 April 2022.

Melansir dari laman Kementerian Agama RI, sidang isbat diperlukan sebagai sarana untuk menentukan waktu yang tepat penentuan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Dzulhijah. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menghadirkan para ulama, pakar ilmu falak, dan ahli astronomi. Keterlibatan seluruhnya adalah untuk memberikan pandangan sekaligus mengambil kesepakatan bersama.

Mengutip dari tulisan berjudul Kilas Balik Penetapan Awal Puasa dan Hari Raya di Indonesia yang ditulis Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Iqbal Tawakal, sebelum Indonesia merdeka, penetapan awal bulan Qamariyah antar organisasi Islam tidak dilakukan dengan isbat. Melainkan ditentukan oleh masing-masing ketua adat.

Pada 4 Januari 1946, Kementerian Agama diminta untuk menentukan Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, keputusan itu tidak diterima oleh umat Islam, akhirnya pemerintah membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) padda Agustus 1972. Tujuan BHR adalah untuk menyeragamkan pemahaman tanggal 1 bulan Hijriah. Tak hanya itu, BHR bertugas menjalankan berbagai penelitian dan pengembangan lain terkait pelaksanaan ibadah umat Islam.

Di masa orde baru, penetapan 1 Syawal menggunakan imkanu rukyat dengan tiga kriteria. Kriteria tersebut berisi aturan tinggi hilal di atas 2 derajat, jarak hilal matahari minimal 3 derakat, dan umur bulan sejak ijtimak 8 jam. Namun, semasa pemerintahan Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, BHR hampir dibubarkan lantaran dianggap tidak bisa memberikan penyeragaman awal bulan Qamariyah dan penentuan hari raya.

Mulai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama dua periode, BHR kembali difungsikan dengan menambah pakar dari bidang astronomi. Sejak saat itu, sidang isbat terus dilangsungkan dalam rangkaian penetapan satu syawal dan Ramadan. Sidang ini digelar setiap tahun dan ditayangkan melalui stasiun televisi nasional.

RISMA DAMAYANTI 

Baca: Kemenag Bakal Gelar Sidang Isbat Tentukan 1 Ramadan pada 1 April

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.