Dia hanya menggarisbawahi bahwa pemerintah Indonesia bersama-sama Filipina dan negara lainnya berkomitmen dan melakukan kerja sama bilateral, regional, dan internasional untuk memerangi aksi-aksi terorisme. Tapi menyangkut segi kemanusiaan seperti pemakaman Al-Ghozi di Indonesia, Yudhoyono mengatakan, pemerintah siap membantunya. Tentu saja, lanjut dia, dengan mengikuti mekanisme dan prosedur yang berlaku di Filipina.
Seperti diketahui, Al-Ghozi tewas ditembak oleh Kepolisian Filipina di kota Pigkawayan, Provinsi Cobato Utara, Minggu (12/10) malam. Sebelumnya, dia menjadi buronan kepolisian setempat sejak melarikan diri dari penjara Markas Besar Kepolisian Nasional Filipina, pertengahan Juli lalu. Padahal, lulusan Pondok Pesanteran Al-Mukmin Ngruki, Solo, ini sedang menjalani hukuman penjara 17 tahun, karena terbukti menyimpan dan memiliki bom. Dia juga dituduh bertanggungjawab atas beberapa aksi bom di Manila, dan pengeboman di kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia.
Yura Syahrul - Tempo News Room