Selama ini, kata Satjipto, yang ditonjolkan dan menjadi andalan Gus Dur adalahkesabaran dengan tujuan membangun negara demokrasi. Dalam prespektif politik, lanjutnya, demokrasi itu bukan kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang ada aturannya. Jika tidak, tegasnya, demokrasi bisa menjadi tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya. Dalam konteks ini, yang muncul adalah gerakan kekerasan atau anarki dan sejenisnya
Menyoal tuntutan dibersihkannya pemerintahan dan parlemen dari unsur Orde Baru, Satjipto menganggap keadaan kabinet Gus Dur saat ini malah sudah memiliki citra Orde Baru. Menurut dia hal ini tidak apa-apa. Sebab, dalam konteks ini, kata dia, Gus Dur sedang mencoba memberikan contoh bagaimana membangun sebuah masyarakat demokrasi, di mana semua harus mendapat tempat.
Menurut Guru Besar Undip ini, Gus Dur ingin memulai membangun struktur politik yang demokratis, terbuka dan plural. Konsekuensinya, kekuatan-kekuatan Orde Baru seperti Golkar diikutkan, meski kemudian menimbulkan persoalan. (Ecep S Yasa)