Menteri Agama Prof KH Tolhah Hasan dan Prof Dr Nurcholis Madjid dilaprkan tidak bisa datang, meski turut diundang. Sedang panitia masih menunggu kepastian kehadiran Menteri Kehutanan Nur Mahmudi Ismail. "Kekuatan kami sebanyak 624 personel diturunkan untuk mengamankan Malang. Kami ingin Malang aman dan damai," kata Kapolresta Malang, Ajun Komisaris Besar Nicolaus Eko Riwayanto.
Selain berjaga di jalan, polisi juga akan mengamankan kantor dan gedung yang rawan untuk jadi sasaran penyerbuan massa. Kapolres berjanji akan memberi penjagaan ketat tempat-tempat seperti kantor DPD Partai Golkar Malang, sekretariat Muhammadiyah dan gedung-gedung lain milik persyarikatan tersebut, serta kantor PAN dan PPP.
Sementara itu, Sabtu 910/2) pagi pendukung Presiden Wahid di Bangkalan, Madura, turun ke jalan melakukan konvoi. Mereka meneriakkan yel-yel, membawa poster dan spanduk yang berisikan dukungan kepada Gus Dur. Peristiwa itu terjadi sehari setelah kunjungan Presiden ke Pasuruan dan Surabaya yang meminta pendukungnya bersikap tenang dan damai.
Massa terkonsentrasi di alun-alun dengan mengendarai truk, sepeda motor, dan jalan kaki. Aparat polisi diturunkan penuh. Sempat terbetik rencana massa berniat menutup dermaga Kamal, yang menjadi tempat penyeberangan feri ke Surabaya. Massa berniat istighotsah seperti di Banyuwangi saat pendukung Gus Dur memblokir Pelabuhan Ketapang. Rencana itu batal setelah ditolak ulama NU dan PKB setempat.
Bila di alun-alun penuh sesak massa, di Mesjid Agung Bangkalan digelar istighotsah oleh ibu-ibu dan remaja putri yang benanung di bawah Aliansi Perempuan Peduli Bangsa. Massa pengunjuk rasa, selain riuh rendah oleh orasi juga menggalang tanda tangan dukungan terhadap Gus Dur di atas kain putih sepanjang 50 meter. Setelah terisi penuh, kain tersebut diarak keliling kota. (Adi Sutarwijono)