Sopir bus, Abdurrachman, 42 tahun, ketika ditemui di Polsek Lhoksukon mengatakan, peristiwa itu terjadi tengah hari. Ketika melintas di desa Bintanghu, tiba-tiba ia melihat seorang berpakaian sipil memberhentikan busnya. "Saya kira mereka mau sewa, karena banyak lelaki berjejer," tuturnya.
Tanpa diduga, ia menuturkan, dua orang bersenjata pistol keluar dari kerumunan itu. Mereka meminta Abdurrachman dan 15 penumpangnya turun dari bus. Di bawah todongan senjata, Abdurrachman disuruh mengambil surat kendaraan.
Namun, pada saat dia masuk kembali ke busnya, sebuah kilatan api menyambarnya. Akibatnya, punggung, tumit dan sikunya terkena luka bakar. "Rupanya, api sudah menjalar dari tempat penumpang," kata Abdurrachman sambil menunjukkan lukanya. Setelah itu, ketiga orang yang mencegatnya kabur.
Kepala Kepolisian Sektor Lhoksukon Aceh Utara Iptu Tirta Nur Alam mengatakan, selain Abdurrachman, seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun ikut menjadi korban. "Dia selamat, namun paha dan rambutnya terbakar," kata Tirta.
Menurut Tirta, pembakar bus terdiri dari tujuh orang. Modusnya, dua orang melakukan penghadangan, dua orang lagi membakar bus melalui pintu belakang. "Mereka menyiram dengan bensin," ujar Tirta sambil menunjukkan barang bukti sebuah jeriken.
Polisi bersama pasukan marinir, menurut dia, sudah melakukan pengejaran terhadap pelaku pembakaran. "Kami sudah tahu siapa pelakunya," kata Tirta lagi. Tirta mengatakan, pembakaran ini baru pertama kali terjadi di wilayah kerjanya. Ia mengakui, wilayahnya merupakan salah satu tempat rawan terjadinya kontak senjata. (Multazam-Tempo News Room)