Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem  

image-gnews
Pasar Burung Ngasem, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Pasar Burung Ngasem, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - "Ayo konco-konco. Kita pindah neng Dongkelan.” Suara Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Achamd Fadli menggelegar di tengah ribuan massa yang berkerumun di pasar Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.


Menunggang kuda, berpakaian tradisional lengkap dengan blangkon, beskap, dan jarit, Fadli memimpin arak-arakan budaya ini dalam acara boyongan dari Pasar Ngasem ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTHY) Dongkelan. Para pedagang yang jumlahnya 287 orang sudah siap di dalam andong lengkap dengan pakaian tradisional menyambut ajakan Fadli dengan gegap gempita. “Ayo.” Arakan budaya ini pun berjalan.

Dengan kepindahan pasar pada hari ini, Kamis, (22/4), maka sejarah Pasar Burung Ngasem di kawasan Tamansari, Kecamatan Keraton tinggal kenangan. Rencananya, pasar ini akan dibangun pusat kuliner dan cindramata, dilengkapi panggung pertunjukan terbuka dengan berlatar belakang Pulau Cemeti.

 

Ribuan warga ikut menyaksikan boyongan yang diarak dengan 50-an andong dari Pasar Ngasem Dongkelan, yang berjarak kurang lebih satu kilometer. Beberapa masyarakat menitikkan air mata, sedih. “Pasar burung sudah ngancani (menemani) kami puluhan tahun,” kata Sulasmi, pedagang sayur Pasar Ngasem yang bertetangga dengan pasar burung. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan ini.

Bukan tanpa sebab, pasar Ngasem begitu mengena di hati masyarakat Yogyakarta. Padahal lokasi pasar ini begitu sumpek, kumuh, dan sempit.

Ketua Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari, Kompi Setyoko bersama komunitasnya sampai harus mengadakan berbagai acara guna mengungkapkan rasa kehilangan masyarakat di sekitar pasar burung.

Mereka mengadakan acara melukis bersama anak-anak dan para seniman Yogyakarta. “Keberadaan pasar dengan komunitas Taman Sari telah melahirkan romantisme yang mendalam,” katanya. Ini lantaran, menurut Kompi, sudah lebih dari 50 tahun keberadaan masyarakat dan pasar Burung berjalan beriringan.

Kompi bercerita, nilai sejarah Pasar Burung Ngasem tak lepas dari seniman-seniman besar asal Yogyakarta. Sebagai contoh, seniman Yogyakarta yang pernah kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI Yogyakarta) pasti pernah melukis di pasar ini sebagai tugas belajar. “Tanya saja seniman Yogyakarta pasti pernah bikin sketsa di Pasar Burung Ngasem,”ujar Kompi.

Mantan alumni ASRI yang juga anggota KBT, Bambang Sukono membenarkan ini. “Saya dulu juga bikin sketsa di Pasar Burung ini,” katanya. Menurut Bambang, Pasar Burung Ngasem memiliki sisi artistik yang baik untuk tugas belajar. Mahasiswa semester akhir WM Hendrix mengakui bahwa tugas belajar membuat sketsa masih dilakukan di Pasar Ngasem hingga saat ini. "Setiap semester kan kami harus menggambar 500-an sketsa," katanya.

Kartika Affandi pun mengakui hal ini. Dia mengakui, pada tahun 1970-an bersama ayahnya, Affandi, Kartika mengaku sering melukis bersama. Sayangnya, seiring dengan membludaknya para pedagang burung dan satwa lainnya, Kartika menilai pasar ini sudah kehilangan nilai artistiknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo, bahkan berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi turis hanyalah Pasar Burung Ngasem. “Ini karena obyek wisatanya sudah satu paket Malioboro-Keraton-Pasar Burung Ngasem-Tamansari,” ujarnya. Menurut Giyatmo, pasar burung sudah menjadi ikon pariwisata Yogyakarta.

Jika dikaitkan dengan ikon pariwisata, sebetulnya dia menyayangkan kepindahan pasar ini. Namun karena niat baik pemerintah ingin menata pasar lebih modern, luas, dan baik, maka pedagang pasar menyetujui ini.

Tak jelas memang kapan Pasar Burung Ngasem mulai ada di Kota Yogyakarta. Konon usia pasar burung sudah ratusan tahun. Namun, pelukis Djoko Pekik membantah mentah-mentah. Menurut dia, pasar burung Ngasem dulunya berada di sebelah timur Pasar Beringharjo. “Skitar tahun 1968 bpindah h ke Ngasem.Jadi bohong kalau usianya ratusan tahun,” kata alumni Akademi Seni Rupa Indonesia (ASR

Meski menimbulkan ganjalan sebagian orang, namun kepindahan Pasar Burung Ngasem ini tanpa menimbulkan gejolak sosial. Bahkan, pemindahan ini juga mendapat apresiasi positif dari turis. Thomas Schowaski, turis asal Jerman, takjub dengan pemindahan pasar yang diwarnai atraksi budaya. “Apakah setiap pemindahan ada acara besar seperti sekarang ini,” tanya Thomas.

Hanya saja bagi Thomas, pindahnya pasar burung ini bisa mengurangi keunikan pariwisata di Yogyakarta. “Di buku pariwisata lonely planet pasar burung ini sudah terkenal dan menyatu dengan Tamansari,” katanya.

 

BERNADA RURIT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

10 jam lalu

Ilustrasi pedagang daging dan harga daging. getty images
Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendatangi pasar daging dan rumah pemotongan hewan (RPH), Kamis, 28 Maret 2014.


Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

2 hari lalu

Presiden Jokowi  memberikan keterangan pers usai meninjau harga bahan pokok di Pasar Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah,  pada Selasa, 26 Maret 2024. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.
Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

Jokowi mengatakan harga beras di pasar tersebut terpantau sebesar Rp 13.000 per kilogram.


Jokowi Hari Ini ke Sulawesi Tengah, Resmikan Sejumlah Infrastruktur dan Kunjungi Pasar

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 22 Maret 2024, untuk kemudian mengunjungi lokasi banjir Demak. Foto Sekretariat Presiden
Jokowi Hari Ini ke Sulawesi Tengah, Resmikan Sejumlah Infrastruktur dan Kunjungi Pasar

Presiden Joko Widodo alias Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah hari ini, Selasa, 26 Maret 2024.


Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

5 hari lalu

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.


Bappebti Keluarkan Surat Edaran untuk Atur Ekosistem Pasar Fisik Aset Kripto

5 hari lalu

Ilustrasi aset kripto. REUTERS
Bappebti Keluarkan Surat Edaran untuk Atur Ekosistem Pasar Fisik Aset Kripto

Bappebti menerbitkan SE yang mengatur tentang optimalisasi ekosistem aset kripto pada penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto di Bursa Berjangka.


Komisi IX DPR RI Pantau Makanan di Pasar Cibinong

6 hari lalu

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat mengecek produk-produk makanan yang dijual Di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/3/2024). Foto: Husen/nr
Komisi IX DPR RI Pantau Makanan di Pasar Cibinong

Komisi IX DPR RI memastikan tidak ada produk makanan yang mengandung bahan berbahaya, di Pasar Cibinong, Bogor.


BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

7 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

BI memperkirakan, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) mungkin akan mulai turun pada semester II 2024.


Bulog Sebut Penyaluran SPHP Beras Didominasi Pengecer hingga 51,6 Persen

7 hari lalu

Seorang pekerja merapikan beras program Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin 19 Februari 2024. Kemendag meminta kepada Perum Bulog agar pengiriman beras pemerintah ke ritel modern yang digelontorkan lewat program SPHP dipercepat, hal tersebut guna menstabilkan harga beras yang melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp69.500 per 5 kilogram. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso
Bulog Sebut Penyaluran SPHP Beras Didominasi Pengecer hingga 51,6 Persen

Bulog sebut penyaluran SPHP beras didominasi pengecer.


Bulog Sebut Bantuan Beras Januari-Maret Capai 497 Ribu Ton

8 hari lalu

Warga antre beras saat penyaluran bantuan pangan beras di Kantor Pos Bandung, Jawa Barat, Kamis, 29 Februari 2024. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan beras untuk 22.004.007 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan besaran bantuan pangan sebanyak 10 kg beras per KPM. TEMPO/Prima mulia
Bulog Sebut Bantuan Beras Januari-Maret Capai 497 Ribu Ton

Bulog menyatakan pemerintah telah menyalurkan 497.048 ton beras.


Stok Beras SPHP Banyak tapi Harga Masih Tinggi, Ombudsman Duga Ada Dua Faktor Penyebab

12 hari lalu

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika sidak pengawasan relaksasi HET beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta Timur pada Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Stok Beras SPHP Banyak tapi Harga Masih Tinggi, Ombudsman Duga Ada Dua Faktor Penyebab

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika heran mengapa harga beras di pasar masih mahal, meskipun pemerintah telah menggelontorkan ratusan ribu ton beras untuk SPHP.