Selain itu, sedikitnya 30 alat deteksi dini atau Early Warning System (EWS) dan alat pengukur curah hujan dipasang di beberapa lokasi.
"Ini kami lakukan untuk mengantisipasi bahaya banjir bandang dan tanah longsor karena curah hujan di Jember terus tinggi," kata Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Jember Rasyid Zakaria kepada Tempo, Jum'at siang (11/3).
Sebelumnya, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dinyatakan dalam keadaan siaga banjir. Berdasarkan data Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember, sebanyak 17 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember paling rawan dilanda bencana alam banjir, bahkan juga tanah longsor.
Menurut Rasyid, saat ini prioritas pengerukan sungai dan bendungan dilakukan di lokasi rawan bencana, dan sempat menimbulkan banjir pada akhir pekan lalu. Ada tiga bendungan dan aliran sungai di Kecamatan Panti, yakni sungai Kaliputih, Dinoyo dan Ketajek yang kini diperbaiki salurannya dan diperdalam.
Alat EWS dan alat pengukur curah hujan dipasang di sejumlah lokasi di kawasan perkebunan yang rawan lonsor, yakni di wilayah Kecamatan Panti, Sukorambi, Tanggul, dan Kecamatan Silo. "Daerah itu merupakan kawasan hulu sungai yang alirannya menuju kawasan pemukiman penduduk,” ujar Rasyid.
Sementara itu, Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember Edy Budi Susilo menjelaskan, terdapat 73 lokasi rawan longsor di kawasan perkebunan di Kecamatan Panti.
Sebanyak 25 lokasi di antaranya berada di afdeling Gentong Mas, 17 lokasi di afdeling Kaliputih, 17 lokasi di afdeling Kaliklepuh, dan 14 lokasi di afdeling Gunung Pasang. Semua kawasan perkebenunan tersebut Perusahaan Daerah Perkebenunan (PDP) Jember dan PTPN II.
Pada sebagian besar daerah yang berada di kawasan lereng bagian barat Pegunungan Hyang Argopuro, yakni Kecamatan Panti dan Kecamatan Tanggul, ditemukan retakan tanah. Sedangkan wilayah lereng bagian timur pegunungan Hyang Argopuro yang rawan bencana adalah Kecamatan Mayang, Sempolan, dan Kecamatan Silo.
Itu sebabnya, Satlak PB Jember dan Dinas Pengairan meminta warga di sekitar lereng Pegunungan Hyang Argopuro untuk waspada, terutama jika hujan deras terus menerus turun. Curah hujan di Kabupaten Jember saat ini rata-rata 150 milimeter hingga 200 milimeter, terutama sore dan malam hari.
Pada Sabtu dan Minggu (5 dan 6/3), banjir dan tanah longsor menimpa Desa Pakis, Kecamatan Panti. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun sejumlah rumah warga rusak, ratusan meter tangkis sungai, dan sebuah bendungan rusak. Sedikitnya enam hektare lahan pertanian rusak dan terancam gagal panen karena terendam lumpur. "Kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar," papar Edy. MAHBUB DJUNAIDY.