Syarief mengatakan, strategi Kementerian Koperasi dan UKM dalam persiapan menghadapi ACFTA dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan. "Pendampingan mulai dari aspek kredit, produksi, dan pemasaran," ujarnya.
Disinggung suntikan modal pada UKM, menurut Syarief, itu relatif. "Kalau permodalan, sudah ada." Bahkan Syarif mengatakan, meski CAFTA diberlakukan, UKM tetap tumbuh. "UKM ada yang tutup, tapi lebih banyak yang tumbuh. Pertumbuhan 6,9 persen dalam dua tahun terakhir," kata Syarief.
Parameter keberhasilan KUKM adalah peningkatan pendapatan per kapita masyarakat secara nasional dan kontribusi UKM terhadap ekspor. Karena, pegiat UKM sangat banyak, sekitar 52,7 juta dari masyarakat Indonesia. "Sekarang 56,5 persen gross domestic product kontribusi dari UKM," tutur Syarief.
Tentang target peningkatan omzet UKM, Syarief mengatakan bahwa itu urusan internal UKM. "Kita tidak mengatakan targetnya berapa, itu urusan masing-masing. Kita harus bedakan mana yang bisa diintervensi dan tidak bisa kita intervensi," katanya.
ATMI PERTIWI