TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Umum (Perum) Perhutani hingga saat ini rupanya belum pernah menggunakan fasilitas pembiayaan dari perbankan. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu dan kebutuhan pembiayaan, Perhutani terlambat mengembangkan usahanya.
Direktur Keuangan yang juga pelaksana tugas Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Perhutani, ANS Kosasih, menyatakan sejak berdiri pada 1973, perusahaan belum pernah menggunakan fasilitas tersebut. Perhutani selama ini 'cash rich' sehingga selalu menggunakan pembiayaan dari internal perusahaan.
Sementara, kebutuhan pembiayaan untuk pengembangan usaha pada saat ini justru semakin bertambah, sejalan dengan bertambahnya kompetitor lokal maupun asing yang dinilai lebih mampu melakukan pengembangan usaha. “Saat ini banyak kompetitor yang industri produk-produk kehutanannya berkembang lebih baik dari Perhutani karena memanfaatkan leverage dari pembiayaan perbankan," kata Kosasih, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 Mei 2011.
Dengan adanya pembiayaan dari perbankan, diharapkan akan meningkatkan kemampuan pengembangan industri dan investasi bisnis Perhutani. Tahun lalu, Perhutani mencetak pendapatan sebesar Rp 3 triliun dan laba sebelum pajak sebesar Rp 325,45 miliar.
"Dengan percepatan pertumbuhan di sektor industri, kami optimis dapat mencetak laba hingga Rp 1 triliun dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang," kata Kosasih.
Menindaklanjuti kebutuhan pembiayaan perbankan tersebut, pada hari ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perhutani menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pembiayaan untuk belanja modal (capex) dan belanja operasional (opex) Perhutani. Seperti diketahui, belanja modal Perhutani pada 2011 sekitar Rp 964 miliar dan belanja operasional sekitar Rp 1 triliun.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, dukungan pembiayaan dari perbankan diharapkan berdampak pada peningkatan kemampuan Perhutani untuk pengembangan industri dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
"Dukungan pada Perhutani merupakan kelanjutan BRI untuk mendukung pertumbuhan industri kehutanan nasional yang lebih lanjut akan berperan penting meningkatkan perekonomian nasional. Saya berharap nota kesepahaman segara ditindaklanjuti oleh BRI dan Perhutani," kata Mustafa.
EVANA DEWI