TEMPO Interaktif, Bandung - Observatorium Bosscha gagal mengamati Pluto saat planet kerdil itu terang, Senin, 27 Juni 2011 malam. "Bad news, langitnya mendung tebal," kata Direktur Observatorium Bosscha Hakim L. Malasan kepada Tempo, Senin, 27 Juni 2011.
Cuaca mendung yang bisa menggagalkan pengamatan itu sempat dikhawatirkan tim astronom sejak persiapan akhir pada Senin petang di Kubah Zeiss. Sejak pagi, awan tebal menyelimuti langit Bandung. Di beberapa tempat juga sempat turun hujan, kontras dengan sepekan sebelumnya yang selalu cerah dan panas.
Menurut Hakim, mendung saat malam itu terjadi sejak Ahad lalu. Kondisi cuaca itu diduga akibat dampak badai di lautan Pasifik. "Ini faktor alam yang nggak bisa diganggu gugat," katanya.
Pada 27 Juni kemarin, Pluto akan melintas dan menutupi bintang di belakangnya atau okultasi. Saat itu, planet kerdil itu akan terlihat lebih terang. Biasanya, planet yang jaraknya 41 Satuan Astronomi itu terlihat redup. Satu Satuan Astronomi berjarak 150 juta kilometer.
Okultasi Pluto itu akan berjalan singkat. Waktunya, kata Hakim, diperkirakan pada pukul 21.14 WIB. Prosesnya berlangsung singkat, hanya 90 detik.
Tim pengamat terdiri dari Mark Bullock asal Southwest Research Institute dan John Stansberry dari Tucson Arizona Steward Observatory. Adapun dari Bosscha, yaitu Hakim M. Malasan dan Muhammad Irfan. Mereka ingin mengumpulkan banyak data tentang Pluto, kemudian dibandingkan dengan bumi. Salah satunya tentang nitrogen yang mengisi atmosfer kedua planet tersebut.
ANWAR SISWADI