TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengambil alih seluruh saham PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. Jumat ini, 5 Agustus 2011, berlangsung penyerahan secara saham pemerintah di PBA ke PLN. "Sebanyak 21.674 lembar saham PBA resmi menjadi milik PLN," ujar Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Jakarta, Jumat 5 Agustus 2011.
Menurut Mustafa, penyerahan saham PT Pelayaran Bahtera tersebut berdasarkan nilai wajar sebesar Rp 90 miliar. Sebelumnya, perusahaan ini sepenuhnya milik pemerintah. Pengalihan saham ke PLN ini untuk restrukturisasi bisnis PT Pelayaran Bahtea yang selama lima tahun terakhir berada dalam kondisi tidak sehat. "Selain itu, pengalihan sangat menguntungkan PLN, terutama dalam menjaga keamanan distribusi pasokan batu bara pembangkit PLN," katanya.
Dengan begitu, akuisisi ini dapat mendukung tugas PLN sebagai penyedia tenaga listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen. "Serta dapat mencapai target rasio elektrifikasi minimum 60 persen," ujar Mustafa.
Ia menilai integrasi kedua BUMN itu sangat tepat, terutama untuk mengejar target PLN sebesar 63 persen produksi energi dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar batu bara pada 2018.
PLN, kata dia, dapat membantu memberikan dana talangan restrukturisasi serta kontrak angkutan batu bara PLN sebesar 3,6 juta ton per tahun selama 20 tahun PLTU Tanjung Jati B. "Dana talangan itu diharapkan bisa membangkitkan PT Pelayaran Bahtera," katanya.
Setelah pengalihan saham, perusahaan tersebut akan diproses menjadi anak prerusahaan PLN. Dengan itu dia berharap PLN dapat mengubah perusahaan pelayaran yang merugi menjadi sehat dan mandiri.
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan saat ini PLN berencana mengembangkan bisnis PBA dengan proses mencari kapal pengangkut batu bara. "Agen-agen penjualan kapal memerlukan komitmen kami karena kami bersaing dengan banyak pihak," katanya lagi.
SUTJI DECILYA